PR CIREBON – Salah satu malam yang dinanti-nanti umat Muslim selama bulan Ramadhan adalah malam Lalilatul Qadar.
Lailatul Qadar dimaknai dengan istimewa karena diberitakan sebagai malam yang lebih baik dari 1000 bulan.
Diperkirakan, malam Lailatul Qadar ada di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.
Pada saat itu, umat Muslim berlomba-lomba untuk beribadah agar mendapat pahala yang berlimpah.
Firman Allah mengenai Lailatul Qadar ini tertuang jelas dalam Al Quran di Surah Al-Qadr.
Ada pernyataan yang diyakini bahwa tidak semua orang bisa merasakan malam istimewa ini. Lalu, apa saja tanda-tanda orang yang mendapatkan Lailatul Qadar?
Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari kanal YouTube Najwa Shihab, simak penjelasan Quraish Shihab soal tanda-tanda seseorang mendapatkan Lailatul Qadar.
Quraish Shihab menerangkan definisi Lalilatul Qadar, yakni Laila artinya malam, sedangkan Qadar memiliki tiga arti secara Bahasa.
Pertama, Qadar berarti penentuan. Di malam ini, Allah menentukan banyak hal, salah satunya adalah turunnya Al Quran.
Baca Juga: Jelang May Day 1 Mei 2021, Menaker Ida Fauziyah: Tetap Tertib Menerapkan Protokol Kesehatan
Kedua, Qadar itu berarti mulia. Mulia ini tidak dapat dilukiskan, maka Allah hanya menyatakan itu lebih hebat dari 1000 bulan.
Ketiga, Qadar artinya sempit. Sempit dalam artian karena terlalu banyak malaikat yang turun ke bumi.
“Kita tidak bisa menggunakan akal kita dalam memikirkan hal ini. Karena akal kita tidak mampu untuk menjangkau seluruh hakikatnya,” ujar Quraish Shihab.
Baca Juga: Masjid Nabawi di Madinah Kembali Dibuka untuk Jamaah Selama 10 Hari Terakhir Ramadhan
Adapun tanda-tanda atau indikator seseorang mendapatkan Lailatul Qadar di dasari oleh dua hal, yaitu meningkatnya kebaikan dan ada perasaan damai.
Pertama, orang yang meraih Lailatul Qadar pasti meningkat kebaikannya dari waktu ke waktu.
Kedua, orang tersebut merasa damai, baik dengan dirinya sendiri maupun orang lain.
Baca Juga: Ramalan Kartu Tarot Mingguan 3-9 Mei 2021: Capricorn Buat Kesalahan, Aquarius Perlu Terapkan Aturan
“Dia tidak menggerutu, ‘Kok rezeki saya cuma sekian?’. Damai, diterima apa adanya. Dia berusaha sekuat tenaga, apa hasilnya dia terima,” kata sang cendekiawan agama itu.
Ia melanjutkan, damai kepada orang lain berarti tidak mengganggu orang lain.
“Kalau ayat (Surah Al Qadr) itu berkata ‘sampai terbitnya fajar’, ulama berkata fajar itu artinya bukan sampai esok hari, tapi sampai terbit hidupnya yang baru di akhirat,” jelas Quraish Shihab.***