Kenali 7 Gejala Gula Darah Rendah yang Perlu Diwaspadai

22 Februari 2021, 08:20 WIB
ilustrasi gula darah rendah /pixabay.com/stevepb

PR CIREBON – Selain gula darah tinggi atau hiperglikemia, kadar gula darah rendah atau hipoglikemia dalam tubuh manusia juga merupakan masalah kesehatan yang serius.

Kondisi gula darah rendah sering dialami penderita diabetes yang menjalanai pengobatan untuk menurunkan kadar gula darah yang tinggi. Terkadang, obat-obatan tersebut dapat menyebabkan gula darah turun di bawah normal.

Gula darah atau glukosa dalam tubuh merupakan sumber energi. Oleh sebab itu, tubuh akan kekurangan energi untuk beraktivitas bila alami kadar gula darah rendah.

Baca Juga: Antisipasi Alat Kesehatan Berkurang, Nakes di Jabar Bisa Ajukan Permohonan Bantuan Melalui Pikobar

Namun, gula darah rendah tidak selalu berhubungan dengan diabetes. Dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.Com dari boldsky, faktor lain seperti alkohol, defisiensi hormon, gagal ginjal, dan kekurangan gizi juga dapat menyebabkan hipoglikemia.

Gejala gula darah rendah yang mungkin dialami sebagian besar penderitanya antara lain.

7 Gejala Gula Darah Rendah

1. Denyut jantung tidak teratur

Peneliti menyebut, kurangnya kadar gula darah dapat menyebabkan kondisi jantung berdetak tidak teratur. Jantung berdetak terlalu cepat atau terlalu lambat.

Kadar glukosa darah yang rendah dalam tubuh juga dapat menyebabkan peningkatan adrenalin yang menimbulkan gejala kecemasan.

2. Keringat dingin

Mengeluarkan keringat dingin atau diaphoresis secara sering adalah gejala utama hipoglikemia.

Kadar gula darah rendah menyebabkan kekurangan glukosa di otak. Hal ini menyebabkan gejala neuroglikopenik dan neurogenik seperti berkeringat.

Baca Juga: Abaikan Prokes, Ribuan Supporter AC Milan dan Inter Berkerumun di San Siro Rayakan Derby della Madonnina

3. Perubahan suasana hati

Menurut penelitian, hipoglikemia akut dapat membuat suasana hati penderita non diabetes berubah-ubah tak menentu. Perubahan suasana hati ini disertai dengan penurunan energi, mudah tersinggung dan kelelahan.

Gula darah rendah akibat kafein dan alkohol berlebihan juga menyebabkan kelelahan.

4. Tremor

Penelitian menyebutkan, penderita hipoglikemia mengalami tremor atau gemetar 3,5 kali lebih sering dibanding bukan penderita.

Tremor sering terjadi sebagai gejala adrenergik pada penderita diabetes akibat efek samping terapi insulin.

Pada penderita hipoglikemia non diabetes, tremor terjadi akibat konsumsi alkohol berlebihan.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, 22 Februari 2021: Aries, Taurus, dan Gemini Hati-hati saat Bicara dengan Orang Lain

5. Nokturia dan gangguan tidur

Nokturia adalah kondisi ketika seseorang sering buang air kecil di malam hari. Nokturia sering dikaitkan dengan kadar gula darah tinggi.

Namun nokturia juga dapat terjadi pada glukosa darah rendah terutama karena gangguan tidur atau obat diabetes.

Ritme jantung yang tidak menentu menyebabkan gangguan tidur bagi sebagian penderita hipoglikemia. Gangguan ini seperti kantuk di siang hari dan insomnia.

6. Ketidakseimbangan hormon

Ketika konsentrasi glukosa dalam darah menurun, sensor glukosa perifer mengirimk informasi ke sistem saraf untuk mengurangi perkembangan hipoglikemia.

Ketika kadar glukosa tidak dikelola dan turun di bawah kisaran normal, dua hormon yang disebut hormon pertumbuhan dan kortisol dilepaskan.

Hormon-hormon ini mengatur kadar glukosa tetapi juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan sebagai efek samping bila diproduksi dalam jumlah tinggi.

Ketidakseimbangan hormon ini menyebabkan rasa lelah berlebihan, perubahan suasana hati yang cepat, serta gangguan tidur.

Baca Juga: Pangdam IX Udayana Bersama dengan Shopee Indonesia Bantu Sediakan Air Bersih untuk NTT

7. Sakit Kepala

Sakit kepala yang ditimbulkan akibat fenomena rebound sering terjadi pada penderita kadar gula darah rendah.

Fenomena rebound adalah munculnya kembali suatu gejala yang tak terkendali karena efek pengobatan. Biasanya muncul ketika obat dihentikan, atau dikurangi dosisnya.

Dalam kasus kemunculan kembali, tingkat keparahan gejala seringkali lebih buruk daripada tingkat sebelum pengobatan.***

 
Editor: Tita Salsabila

Sumber: Boldsky

Tags

Terkini

Terpopuler