Wajib Tahu, Stres dan Depresi Dapat Pengaruhi Efek Vaksin Virus Corona

22 Januari 2021, 13:12 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19. /Pexels.com/Nataliya Vaitkevich

PR CIREBON - Penelitian menunjukkan bahwa depresi, stres, kesepian, dan perilaku kesehatan yang buruk dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan menurunkan efektivitas vaksin tertentu.

Sebuah laporan penelitian baru menunjukkan bahwa hal yang sama mungkin berlaku untuk vaksin virus Corona atau Covid-19 baru yang sedang dalam pengembangan dan tahap awal distribusi secara global.

Laporan tersebut diterbitkan dalam penelitian berjudul Perspectives on Psychological Science, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Times of India pada Jumat, 22 Januari 2021.

Baca Juga: Sempat Hilang, Polisi Italia Temukan Salinan Lukisan Mundi abad ke 16 Leonardo da Vinci

Untungnya, efek negatif  ini dapat dikurangi dengan langkah-langkah sederhana seperti olahraga dan tidur yang cukup.

Vaksin adalah salah satu kemajuan teraman dan paling efektif dalam sejarah medis, melindungi masyarakat dari berbagai penyakit yang merusak, termasuk cacar dan polio.

Kunci keberhasilan sebuah vaksin adalah memastikan bahwa persentase kritis dari populasi divaksinasi secara efektif untuk mencapai apa yang disebut kekebalan kelompok.

Baca Juga: Tanggapi Pandji Pragiwaksono Soal NU dan Muhammadiyah, Gus Mis: Salah Gaul

Meskipun pengujian yang ketat telah menunjukkan bahwa vaksin Corona yang disetujui untuk didistribusikan di Amerika Serikat sangat efektif dalam menghasilkan respons imun yang kuat, tidak semua orang akan segera mendapatkan manfaat penuhnya.

Faktor lingkungan, serta genetika dan kesehatan fisik dan mental individu, dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, memperlambat respons terhadap vaksin.

Ini sangat meresahkan karena virus Corona baru terus merebak di seluruh dunia, memicu krisis kesehatan mental bersamaan karena orang-orang menghadapi pembatasan keluar rumah, tekanan ekonomi, dan ketidakpastian tentang masa depan.

Baca Juga: Mendapatkan Pikiran Trader yang Sukses (Psikologi Trading)

Tantangan ini adalah faktor yang sama yang sebelumnya telah terbukti melemahkan kemanjuran vaksin, terutama di kalangan lansia.

Hal itu disampaikan oleh seorang peneliti dari The Ohio State University dan penulis utama laporan penelitian tersebut, Annelsie Madison.

"Selain dampak fisik virus Corona, pandemi memiliki komponen kesehatan mental yang sama-sama mengganggu, menyebabkan kecemasan dan depresi, di antara banyak masalah terkait lainnya,” kata Annelsie Madison.

Baca Juga: Simak 4 Keutamaan Bulan Rajab, Salah satunya Perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW

“Stres emosional seperti ini dapat mempengaruhi sistem kekebalan seseorang, mengganggu kemampuan mereka untuk menangkal infeksi,” lanjutnya.

Studi yang dilakukan Madison dan rekannya menyoroti kemanjuran vaksin dan bagaimana perilaku kesehatan atau stres emosional dapat berpengaruh terhadap respons kekebalan tubuh.

Vaksin bekerja dengan menantang sistem kekebalan. Dalam beberapa jam setelah vaksinasi, imun bawaan akan merespons tingkat sel saat tubuh mulai mengenali potensi ancaman biologis (vaksin).

Baca Juga: Masih 21 Tahun, Maya Nabila Jadi Mahasiswi S3 ITB Termuda

Respon oleh sistem kekebalan ini pada akhirnya berujung pada produksi antibodi, yang menargetkan patogen tertentu.

Produksi antibodi yang berkelanjutan akan membantu untuk menentukan seberapa efektif vaksin dalam memberikan perlindungan jangka panjang terhadap suatu virus.

Kabar baiknya, menurut para peneliti, beberapa jenis vaksin virus Corona yang sudah beredar memiliki keefektifan di angka 95%.

Baca Juga: Marbot Masjid di Cirebon Cabuli Sembilan Anak Dibawah Umur, Pelaku Terancam Hukuman Kebiri

Meski begitu, faktor psikologis dan perilaku ini dapat memperpanjang waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan sistem kekebalan tubuh dan dapat memperpendek durasinya.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, salah satu strategi yang disarankan para peneliti adalah melakukan olahraga berat dan tidur nyenyak dalam 24 jam sebelum vaksinasi.

Hal itu dapat membantu memastikan bahwa respons imun terbaik dan terkuat terjadi dalam waktu secepat mungkin.

Baca Juga: Tekan Penyebaran Covid-19 di Kota Bandung, Mang Oded Minta Penyintas Donorkan Plasma Darah

"Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa intervensi psikologis dan perilaku dapat meningkatkan daya tanggap vaksin. Bahkan intervensi jangka pendek pun bisa efektif," kata Madison.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Times of India

Tags

Terkini

Terpopuler