Penelitian Sebut Konsumsi Makanan Olahan Kedelai Ternyata Bisa Kurangi Risiko Idap Kanker Payudara

20 Januari 2021, 06:00 WIB
Ilustrasi kanker payudara. Penelitian menyebut konsumsi makanan olahan kedelai ternyata bisa kurangi risiko mengidap kanker payudara.* /Pexels/Anna Tarazevich

PR CIREBON - Kanker payudara menjadi salah satu penyakit yang ditakuti para kaum hawa.

Demi terhindar dari risiko penyakit kanker payudara, sebaiknya para wanita melakukan beberapa langkah pencegahan, salah satunya menjaga makanan yang dikonsumsi.

Dilansir Cirebon.Pikiran-rakyat.com dari Healthline, risiko kanker payudara bisa dicegah dengan mengonsumsi makanan olahan kedelai.

Baca Juga: Selain Vaksin Sinovac, Donor Plasma Konvalesen juga Penting bagi Penanganan Covid-19

Sebuah penelitian mengaitkan adanya penurunan risiko kanker payudara dengan konsumsi makanan olahan kedelai.

Misalnya, satu ulasan terbaru dari 12 penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan asupan kedelai tinggi sebelum menerima diagnosis kanker mungkin berisiko 16 persen lebih rendah untuk meninggal dunia akibat kondisi tersebut.

Asupan kedelai yang tinggi sebelum dan sesudah diagnosis juga dapat mengurangi risiko kekambuhan kanker payudara pada wanita pasca menopause hingga 28 persen.

Baca Juga: Mitos atau Fakta: Benarkah Mengkonsumsi Alpukat Bisa Buat Gemuk?

Namun, penelitian ini juga menunjukkan bahwa wanita pramenopause mungkin tidak merasakan manfaat yang sama 

Di sisi lain, penelitian lain menunjukkan bahwa wanita pra dan pasca menopause yang mengonsumsi makanan olahan kedelai dapat memeroleh manfaat dari risiko kanker 27 persen lebih rendah.

Akan tetapi, manfaat perlindungan kedelai hanya diamati pada wanita Asia.

Baca Juga: Bisa dengan Mudah Dibuat di Rumah, Inilah 2 Resep Ramuan Jus Buah yang Dapat Menurunkan Kolesterol

Sedangkan wanita Barat tampaknya hanya merasakan sedikit manfaat 

Berdasarkan penelitian ini, sebagian wanita yang mengonsumsi makanan olahan kedelai mungkin mendapat sedikit manfaat untuk terhindar dari risiko kanker payudara.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Healthline

Tags

Terkini

Terpopuler