Network
SABACIREBON - Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah dengan 63,4 juta hektare lahan kering yang membentang luas, potensial untuk mengubah paradigma sektor pertanian.
Sebagian besar lahan ini, yang mencakup 33,7% dari total lahan di Indonesia, masih belum tergarap maksimal dan menjanjikan peluang yang belum tergali untuk pertanian hortikultura.
Data terkini dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa hanya 8,8 juta hektare lahan kering yang dimanfaatkan untuk pertanian. Namun, dengan peningkatan infrastruktur dan teknologi pertanian, lahan ini dapat menghasilkan surplus yang signifikan.
Baca Juga: Menaker Ida Fauziyah Gandeng Industri dalam Penguatan Pemagangan di BLI Bogor
Misalnya, dengan peningkatan produktivitas 100 kilogram per hektare, bisa menghasilkan tambahan 5,31 juta ton padi nasional.
Potensi ekspor hortikultura Indonesia juga menunjukkan tren yang positif. Di tahun 2023, ekspor produk buah-buahan nasional mencatatkan angka impresif sebesar USD 637,93 juta dengan peningkatan 10,28% year-on-year. Ekspor rempah-rempah pun tak kalah gemilang dengan total USD 613,79 juta, meningkat 26,75%.
Periode Januari hingga Maret 2024, ekspor produk hortikultura melonjak, dengan buah-buahan mencapai USD 262,44 juta, naik 65,37% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ini menandakan permintaan tinggi dari pasar internasional terhadap produk-produk Indonesia.
Baca Juga: Euro 2024 Memasuki Babak 16 Besar: Jadwal Lengkap dan Prediksi Pertandingan
Merespons potensi ini, Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) mengadakan acara "A Day of Indonesia’s Hortus Colere: Indonesian Horticulture Go Global". Diharapkan melalui acara ini, para pelaku usaha dapat memperluas jaringan dan menembus pasar global lebih dalam lagi.
