Dolar AS Menguat Lebih Tinggi dari Perkiraan

- 8 Oktober 2022, 07:38 WIB
Ilustrasi: Mata yang dolar AS terus membuat./pikiran-rakyat.com
Ilustrasi: Mata yang dolar AS terus membuat./pikiran-rakyat.com /

SABACIREBON - Amerika memang tetap menjadi sebuah negara terbesar dan terkuat di bidang ekonomi dunia. Mata uang dolar tetap menjadi ukuran bagi perkembangan moneter di berbagai negara.

Informasi terkini menyebutkan, dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah data AS menunjukkan pengusaha mempekerjakan lebih banyak pekerja dari yang diperkira

Dolar membalikkan kerugian awal terhadap yen Jepang dan terakhir naik 0,2 persen pada 145,42日元。Dolar mencapai puncak 24 tahun di 145,90 yen bulan lalu, yang telah mendorong intervensi oleh otoritas Jepang guna menopang yen yang rapuh。

Baca Juga: Presiden Jokowi Kabarkan, FIFA tak Jatuhkan Sanksi atas Tragedi Kanjuruhan 

Euro jatuh terhadap dolar, memperpanjang kerugian setelah laporan pekerjaan AS, dan terakhir melemah 0,6 persen pada 0,9735 dolar。 

"Setiap tanda kelemahan ekonomi AS akan sangat membebani dolar, tetapi tentu saja tidak datang dengan data Penggajian Non Pertanian (NFP)," kata Kepala Analis Mata Uang ForexLive, Adam Button, di Toronto.

NFP meningkat 263,000 pekerjaan bulan lalu, Departemen Tenaga Kerja mengatakan dalam laporan ketenagakerjaan yang diawasi ketat。Data untuk Agustus tidak direvisi untuk menunjukkan 315.000 pekerjaan ditambahkan seperti yang dilaporkan sebelumnya。Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan 250.000 kenaikan pekerjaan, dengan perkiraan mulai dari serendah 127.000 hingga setinggi 375.000。

 Baca Juga: Ingin Viral, Dua Polisi Penjilat Kue Ulang Tahun Diberhentikan dengan Tidak Hormat (PTDH)

Semalam sejumlah pejabat The Fed memperkuat pandangan bahwa bank sentral belum selesai menaikkan suku bunga karena berupaya menjinakkan inflasi, dan suku bunga diperkirakan akan naik lebih jauh。 

Data inflasi AS yang akan dirilis minggu depan, akan diawasi dengan ketat juga dan dapat terbukti berpengaruh dalam menetapkan ekspektasi investor untuk The Fed, menurut ahli strategi.

Baca Juga: Susi Pudjiastuti Penuhi Panggilan Kejaksaan Agung

 Bank sentral AS, dalam upaya untuk menjinakkan inflasi, telah menaikkan suku bunga kebijakannya dari mendekati nol pada awal tahun ini ke kisaran saat ini 3,00 persen hingga 3,25 persen, dan bulan lalu mengisya

Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, terakhir naik 0,6 persen dan mencapai level tertinggi dalam seminggu.Indeks naik sekitar 18 persen sejauh tahun ini。***

 

Editor: Otang Fharyana

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x