PR CIREBON - Beredar video yang menunjukan jika setelah melakukan vaksinasi Covid-19 muncul sebuah barcode.
Dalam video tersebut barcode yang muncul setelah vaksinasi Covid-19 dapat dipindai oleh alat pemindai.
Seorang pria dengan bahasa asing menyatakan jika sang ayah sedang memindai lengannya yang terdapa barcode setelah melakukan vaksinasi Covid-19 bersama pamannya.
Baca Juga: Menteri Pendidikan Afghanistan Munir Sebut Gelar Master dan PhD Tidak Berharga
Video tersebut tampaknya menunjukkan seorang pria memindai lengan orang lain dengan telepon, setelah itu nomor produk muncul di layar.
Menanggapi hal ini, Louis-James Davis, pendiri perusahaan teknologi pemindaian kode VCode dan pencipta paspor kesehatan digital untuk mengatasi pandemi, ikut buka suara.
Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dalam Reuters, Davis mengatakan bahwa vaksin tidak dapat digunakan untuk menyuntikkan informasi yang bersifat individu.
Baca Juga: Taliban Resmi Berkuasa di Afghanistan, Sebut Akan Terapkan Syariat Islam
Ia juga menjelaskan jika kode QR adalah simbol visial dan hanya akan beroperasi dalan bentuk tato atau tanda fisik lainnya.
Sehingga Davis menepis kabar munculnya barcode setelah melakukan vakisnasi Covid-19.
"Video itu kemungkinan menggunakan pembaca QR Near Field Communication (NFC) gabungan yang bisa mengambil tag NFC di pakaian pada jarak dekat," ujar Davis.
Baca Juga: Apakah Data WhatsApp Anda Aman? Laporan Baru Sebut Pesan WhatsApp Tidak Dienkripsi End to End
Teknologi NFC digunakan untuk berbagi file digital tetapi membutuhkan kontak fisik dan kedekatan.
Ia bekerja dengan menggunakan chip kecil, yang dikenal sebagai tag, yang membuat koneksi nirkabel.
Misalnya, pembayaran tanpa kontak melalui kartu kredit menggunakan teknologi NFC.
Baca Juga: Virus Nipah vs Corona: Gejala, Pengobatan, dan Detail Lain yang Perlu Anda Ketahui
Sementara itu, orang yang merekam video asli mengakui bahwa mereka telah menggunakan sebuah aplikasi saat membuat video tersebut.
Oleh karena itu, kabar muncul barcode setelah melakukan vaksinasi adalah informasi yang bohong.***