Developer Aplikasi Muslim Pro Bantah Tudingan Jual Data ke Militer AS

- 19 November 2020, 21:40 WIB
Muslim Pro Bantah Kabar Jual Data Pengguna ke Militer AS
Muslim Pro Bantah Kabar Jual Data Pengguna ke Militer AS /tangkaplayar/


PR CIREBON – Telah beredarnya kabar mengenai tudingan bahwa aplikasi bernama Muslim Pro menjual data penggunanya kepada pihak Militer AS. Pengembang Aplikasi Muslim Pro langsung menanggapi kabar tersebut.

Pengembang aplikasi Muslim Pro membantah tudingan bahwa pihaknya menjual data pengguna kepada militer Amerika Serikat.

"Laporan media beredar bahwa Muslim Pro telah menjual data pribadi penggunanya ke militer AS. Ini tidak benar," kata Muslim Pro dalam sebuah pernyataan yang diunggah di situsnya Kamis, 19 November 2020, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari ANTARA.

Baca Juga: Mengenal 3 Karakter Suzy di Drakor Start-Up, Salah Satunya Ambisi Untuk Sukses

Pengembang Aplikasi Muslim Pro menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk melindungi dan mengamankan privasi pengguna, katanya, menambahkan bahwa, "Ini adalah masalah yang kami tangani dengan sangat serius."

Tim menuturkan pihaknya menerapkan pengaturan keamanan standar industri dan langkah-langkah perlindungan dan memilih mitra teknologi terkemuka untuk menjaga data tetap aman di infrastruktur cloud-nya.

"Kami juga terbuka dan transparan tentang informasi pribadi yang kami kumpulkan, simpan, dan proses karena kepercayaan jutaan saudara dan saudari ummah yang dimasukkan ke dalam Muslim Pro setiap hari sangat berarti bagi kami," katanya.

Baca Juga: Paling Rentan Risiko Covid-19, AstraZeneca Sebut Vaksin Mereka Memberikan Hasil Positif pada Lansia

Semenjak didirikan pada tahun 2009, Muslim Pro dikembangkan oleh startup teknologi Bitsmedia yang berkantor pusat di Singapura.

Kemudian, pada Juli 2017, Bitsmedia dan Muslim Pro diakuisisi oleh Bintang Capital (Malaysia) dan CMIA (Singapura).

Dirinya mengatakan bahwa pihak perusahaan telah memperluas kehadiran regionalnya dengan kantor lokal di Kuala Lumpur dan Jakarta.

Baca Juga: Singgung Ketegasan Pemrov DKI soal Keramaian, Ketua DPRD: Covid-19 ini Bukan Main-main

Menurut Tim, selain bagian komunitasnya, setiap fitur aplikasi Muslim Pro tersedia tanpa mendaftar atau masuk.

"Ini berkontribusi pada anonimitas data yang kami kumpulkan dan proses," katanya.

Tim berpendapat bahwa pihaknya terus berupaya untuk melayani pengguna dengan lebih baik dan membantu bisnis meningkatkan penawaran produk dan layanan mereka, Muslim Pro mengatakan pihaknya membagikan data anonim dengan mitra teknologi terpilih yang diwajibkan untuk mematuhi undang-undang dan peraturan global seputar perlindungan privasi data.

Baca Juga: Sebagai Penduduk Terbanyak, Jabar Diproyeksikan Jadi Daerah Percontohan Penanganan Covid-19

"Sejak kami mengetahui situasinya, kami telah meluncurkan penyelidikan internal dan meninjau kebijakan tata kelola data kami untuk mengonfirmasi bahwa semua data pengguna ditangani sesuai dengan semua persyaratan yang ada.

"Terlepas dari itu, kami telah memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami dengan semua mitra data, termasuk X-Mode, berlaku segera," katanya.

Sebelumnya dilaporkan bahwa militer AS diduga membeli data Muslim Pro melalui pialang data pihak ketiga bernama X-Mode.Tim Muslim Pro berkomitmen untuk membantu komunitas Muslim menjalankan keyakinan mereka.

Baca Juga: Pengacara Jrx SID: Kami Pikir Vonis yang Diberikan Tidak Memenuhi Unsur Keadilan

"Aplikasi seluler Islami kami yang komprehensif menjangkau hampir 100 juta pengguna di lebih dari 216 negara di seluruh dunia," katanya.

Pihak Muslim Pro meminta maaf kepada semua pengguna atas kekhawatiran bahwa laporan ini telah menyebabkan mereka, Tim mengatakan: 'Kami dapat mengonfirmasi bahwa data mereka aman bersama kami. Kami menghargai pentingnya mempraktikkan keyakinan seseorang, serta privasi pengguna kami dan akan melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan kami memenuhi janji ini."***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x