Diadu Ketegangan Politik di Berbagai Negara, Tencent Jadikan Singapura sebagai Basis Asia

- 15 September 2020, 21:38 WIB
Perusahaan Tencent.*
Perusahaan Tencent.* //Straits Times/Reuters

PR CIREBON - Setelah mengalami kemunduran di Amerika Serikat (AS) dan India, Tencent Holdings memilih Singapura sebagai tempat berpijaknya untuk Asia dan bergabung dengan saingannya Alibaba Group Holding dan ByteDance dalam perlombaan untuk membangun kehadiran mereka lebih dekat ke wilayah yang menjadi rumah mereka.

Manajemen di media sosial dan perusahaan game terbesar Tiongkok tersebut telah membahas Singapura sebagai pusat regional yang potensial dan ketegangan geopolitik mempercepat rencananya.

Dikutip Pikiranrakyat-Cirebon.com dari Straits Times, Tencent telah mempertimbangkan pengalihan beberapa operasi bisnis, termasuk penerbitan game internasional, keluar dari negara asalnya, menurut sumber yang meminta untuk tidak disebutkan namanya saat mendiskusikan hal tersebut.

Baca Juga: Imam Masjid Dibacok hingga Syekh Ali Jaber Ditusuk, PA 212 Serukan Kewaspadaan Lawan Pembenci Islam

Raksasa teknologi Tiongkok semakin beralih ke Asia Tenggara dalam menghadapi permusuhan yang meningkat dari AS dan pasar utama lainnya, menjadikan kawasan tersebut, dengan 650 juta populasinya yang semakin banyak menggunakan smartphone, sebagai medan pertempuran utama.

Presiden AS Donald Trump telah melarang entitas AS berurusan dengan aplikasi Tencent, WeChat, mulai 20 September sementara game populer perusahaan yakni PUBG Mobile dan Arena of Valor dilarang di India.

“Kami akan membuka kantor baru di Singapura untuk mendukung bisnis kami yang sedang berkembang di Asia Tenggara dan sekitarnya selain yang saat ini sudah ada di Malaysia, Indonesia dan Thailand. Kami akan merekrut untuk berbagai posisi termasuk pengembangan teknologi dan bisnis,” tulis Tencent dalam sebuah pernyataan tanpa memberikan rincian.

Baca Juga: Ditekan Aktivis Hak Asasi Manusia, Amerika Serikat Umumkan akan Membatasi Impor Produk dari Xinjiang

Tencent saat ini memiliki lusinan lowongan pekerjaan di Singapura untuk bisnis termasuk perdagangan lintas batas, komputasi, dan e-sports, menurut situs perekrutannya.

Negara kota berpenduduk di bawah 6 juta orang itu berhati-hati untuk tidak memihak dalam kebuntuan antara dua negara adidaya dunia, yakni AS dan Tiongkok, yang menarik perhatian mereka sebagai basis regional karena sistem keuangan dan hukumnya yang maju. Perdana Menteri Lee Hsien Loong berjanji untuk tetap berteman baik dengan AS dan Tiongkok.

Pemilik TikTok, ByteDance, berencana untuk menghabiskan beberapa miliar dolar dan menambah ratusan pekerjaan di Singapura selama tiga tahun ke depan. Perusahaan itu juga telah mengajukan izin bank digital dari bank sentral negara kota, bersama Ant Group yang didukung Alibaba dan Sea Ltd. yang didukung Tencent.

Baca Juga: Imbas Negatif PSBB Total Nyata Terasa, Pengendara Ojek Online Sudah Merugi hingga Sepi Penumpang

Dalam beberapa tahun terakhir, Tencent telah meningkatkan upaya untuk berekspansi secara global karena pasar Tiongkok memiliki kontrol peraturan yang lebih ketat pada game sehingga memperlambat pertumbuhan domestik.

Akan tetapi, PUBG Corp. Korea Selatan telah mencabut hak penerbitan Tencent untuk PUBG Mobile di India, bersama lebih dari seratus aplikasi buatan Tiongkok di tengah bentrokan perbatasan antar kedua negara.

Sementara itu, perintah eksekutif Trump pada 6 Agustus melarang transaksi dengan WeChat dan operatornya Tencent, dan Departemen Perdagangan belum menentukan apakah aplikasi game juga akan dilarang pada 20 September.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Strait Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x