Sejumlah Dampak Luar Biasa jika Asteroid 2002 PZ39 Tabrak Bumi, dari Ledakan Besar hingga Tertutupnya Sinar Matahari

- 17 Februari 2020, 17:00 WIB
ILUSTRASI asteroid menabrak bumi.*
ILUSTRASI asteroid menabrak bumi.* /Pixabay/MaterTux//

PIKIRAN RAKYAT - Sebuah asteroid yang diidentifikasi bernama Asteroid 2002 PZ39 tengah berada dalam posisi sangat dekat dengan bumi beberapa hari terakhir. 

Dekatnya posisi Asteroid 2002 PZ39 dengan bumi juga akan terjadi pada Selasa, 18 Februari 2020.

Staf Astronomi POJ, Mohammad Rayhan mengatakan, asteroid berukuran diameter sekitar 1 kilometer tersebut telah ditemukan tahun 2002. Itu sebabnya terdapat angka 2002 dalam namanya. 

Baca Juga: Pemerintah Korea Ciptakan Teknologi Pelacak, Riwayat Perjalanan Pasien Corona di Korea dapat Diketahui Publik

Ketika ditemukan, lantas para peneliti menelaah jalur orbitnya, diketahui bahwa orbit Asteroid 2002 PZ39 memotong orbit planet bumi. 

Temuan ini membuat Asteroid 2002 PZ39 dimasukkan dalam kelompok asteroid yang bisa mengancam bumi. 

"Jadi banyak asteroid di luar angkasa, tapi beberapa yang bahaya memang dikelompokkan ke dalam PHA (Potentially hazardous asteroid)," tutur Rayhan dalam perbincangan dengan Kantor Berita Antara. 

Baca Juga: Dorong Banten Jadi Wisata Religi Dunia, Pameran Jelajah Nusantara Tampilkan 13 Artefak Rasulullah SAW

Rayhan melanjutkan, dengan ukuran yang sangat besar dan kecepatan yang sangat tinggi, yakni mencapai 57.240 km/jam, efek ledakan yang ditimbulkan saat Asteroid 2002 PZ39 menabrak bumi akan sangat fatal.

"Batuan meteor yang biasa menabrak bumi saja kecepatannya sampai 60 km per detik," tutur dia. 

Dengan ukuran besar dan kecepatan sangat tinggi, kerusakan yang ditimbulkan jika Asteroid 2002 PZ39 menabrak bumi pun bukan cuma timbul saat kejadian. Namun juga menimbulkan efek setelahnya. 

Baca Juga: Foto-foto Artefak Peninggalan Rasulullah SAW dan Para Sabahat yang Kini Ada di Banten

"Berjuta ton permukaan bumi akan naik ke udara, menyebabkan matahari tak bisa menyinari permukaan bumi, membuat suhu global akan turun. Tentu saja kita tidak bisa hidup tanpa sinar matahari, tanaman akan mati, akan sulit untuk bisa bertahan dari efek yang ditimbulkan setelahnya," kata Rayhan.

"Akan terjadi banyak badai karena perubahan suhu global. Adanya musim dingin panjang yang bisa bertahun-tahun karena tidak adanya sinar matahari, sehingga itu pasti fatal buat kehidupan," tutur dia melanjutkan.***

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x