Teknologi Ambil Alih Pekerjaan Pengacara, Ketua Umum Peradi Mengajak Menyikapinya dengan Tepat

19 Juni 2021, 19:50 WIB
Ilustrasi - Ketua Umum Peradi Mengajak Menyikapi Perkembnagan Teknologi dengan Tepat. /ANTARA/

PR CIREBON- Kecanggihan teknologi tidak bisa dipungkiri lagi terus berkembang untuk memudahkan manusia.

Namun bagaimana jika kemajuan teknologi tersebut justru bisa menggantikan peran manusia.

Belakangan ini kekhawatiran akan teknologi tersebut terus bermunculan dan perlahan mulai terwujud.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Benarkah Badak Putih Utara Resmi Punah?

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara, Ketua Umum Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi), Otto Hasibuan mengatakan bahwa dampak kemajuan teknologi dan informasi mulai mengambil alih beberapa bagian pekerjaan pengacara.

“Mengenai arbitrasi dan teknologi, kita tahu bahwa dengan berkembangnya teknologi banyak dari bagian pekerjaan pengacara terambil,” ucap Otto pada 14 Juni 2021.

Otto menambahkan bahkan kemungkinan semua bagian dari pekerjaan advokat bisa diambil pihak lain seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi dan informasi.

Baca Juga: Palestina Batalkan kesepakatan Pertukaran Vaksin Covid-19 dengan Israel karena Hampir Kedaluwarsa

Dia mengungkapkan hal tersebut ketika menjadi pembicara dalam seminar, meski begitu ia meyakini tidak semua bagian pekerjaan pengacara akan bisa diambil alih teknologi.

Disampaikan salah satu contohnya adalah berkaitan dengan transaksi jual-beli, dulu tidak semua orang paham tahapan legalitas yang harus dilakukan sehingga memerlukan jasa pengacara.

Sekarang cukup membuka internet (Google) maka segala informasi yang dibutuhkan bisa didapat dengan mudah.

Baca Juga: Begini Tanggapan Resmi CJ ENM Terkait Kabar IZ*ONE Akan Debut Kembali

“Masyarakat sudah tahu sehingga tidak perlu tanya ke pengacara lagi, itu bagian-bagian terkecil yang terambil,” kata Otto.

Di sisi lain Otto mengajak semua pengacara agar mampu menyikapi perkembangan tersebut dengan tepat.

Karena Peradi dan praktisi hukum meyakini untuk hal-hal yang bersifat fundamental di lapangan jasa pengacara masih sangat dibutuhkan.

Baca Juga: Tim produksi Racket Boys Meminta Maaf Atas Penggambaran Negatif Tim Bulu Tangkis Indonesia dan Penonton

Pada kenyataannya tidak hanya pengacara yang terancam kehilangan pekerjaannya karena perkembangan teknologi, tetapi beberapa pekerjaan lain juga.

Salah satu contohnya adalah di sektor manufaktur industri yang secara perlahan diambil alih oleh kecerdasan buatan, robotika, dan teknologi canggih.

Dikutip dari Forbes, di Amerika Serikat (AS) sebagian besar hal tersebut disebabkan oleh perusahaan yang mengotomatiskan tugas-tugas yang dulunya dilakukan oleh orang-orang.

Baca Juga: Taylor Swift Akan Rilis Ulang Album Red 2012, Pertama Kalinya 30 Lagu dalam Satu Album

Termasuk mesin yang dikendalikan secara numerik atau robot industri di sektor manufaktur atau juga perangkat lunak khusus yang dapat menggantikan pekerja administrasi.

Sistem kecerdasan buatan sekarang mulai beredar dimana-mana.

Bahkan asisten suara digital yang bernama AI dapat membagikan atau menjawab semua hal yang ingin kamu ketahui hanya dengan mengajukan pertanyaan.

Baca Juga: Wanita Asal Inggris Oleskan Lem Perekat Kuku Palsu ke Matanya hingga Kesakitan, Begini Alasannya

Berdasarkan World Economic Forum (WEF) diperkirakan kemajuan AI dan robotika dapat menyebabkan pemangkasan sekitar 85 juta pekerjaan pada tahun 2025.

Kekhawatirannya adalah mungkin tidak ada cukup pekerjaan di masa depan, karena biaya penggunaan mesin pintar turun dari waktu ke waktu dan kemampuan mereka terus meningkat.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: Forbes ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler