SABACIREBON - Indonesia mencatat sejarah baru dalam industri pertahanan dengan keberhasilan tujuh paten yang diperoleh untuk roket RHan-122B, alutsista buatan dalam negeri. Kerjasama antara BRIN dan PT Pindad menjadi landasan utama bagi kesuksesan ini.
Roket yang dikembangkan oleh Pusat Teknologi Roket LAPAN RI bersama Konsorsium Roket Nasional menampilkan desain dan teknologi canggih.
Dengan bahan bakar padat komposit berbasis HTPB/AP, RHan-122B memiliki kemampuan menjangkau hingga 28 km dan membawa warhead seberat 18 kg.
Baca Juga: Mendorong Keadilan dan Kualitas: Perpres Publisher Rights Menata Hubungan Media dan Platform Digital
Perjalanan pengembangan roket ini tidaklah mudah. Dimulai sejak 2006, prosesnya meliputi tahap desain konseptual, pembuatan purwarupa, hingga serangkaian pengujian statis dan dinamis. Modifikasi pada desain sirip dan nozzle roket dilakukan untuk meningkatkan kinerjanya.
Pencapaian sertifikat kelaikan udara pada 2019 menjadi tonggak penting, mempercepat proses pendaftaran paten dan lisensi teknologi.
Dukungan dari BRIN dan perubahan manajemen dari LAPAN ke BRIN semakin memperkuat fokus pada riset dan pengembangan, serta mengalihkan produksi massal ke industri pertahanan.
Baca Juga: Industri Pengolahan: Pilar Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi
Konsorsium Roket Nasional yang melibatkan berbagai industri strategis termasuk PT Pindad, PT Dahana, dan PT Krakatau Steel, menunjukkan komitmen Indonesia dalam menguatkan teknologi pertahanan lokal.