Sejarah Awal Peradaban Ilmu Kedokteran Islam

- 26 Maret 2021, 21:10 WIB
Ilustrasi dokter
Ilustrasi dokter /PIXABAY/

PR CIREBON - Bagi Muslim, awal pengetahuan adalah harta karun yang ingin mereka cari, Ilmu Kedokteran dan farmasi tidak terkecuali.

Dikutip Cirebon-PikiranRakyat.com dari Khaleafa, mempelajari sejarah, kita dapat melihat bahwa pengobatan dalam peradaban Islam melewati tiga tahapan utama (Abouleish, n.d.).

Tahap pertama dimulai pada awal abad ke-7 dengan mengumpulkan dan menerjemahkan pengetahuan medis orang Yunani, Persia, Siria Asiria, India, dan Bizantium. (Nagamia, 1998).

Baca Juga: Dubes Korea Selatan Evaluasi Investasi di Jawa Barat, Siap Investasi Puluhan Triliun

Tak lama kemudian, dokter Muslim mulai menguraikan kumpulan pengetahuan dan sebagian besar mengembangkannya melalui pengalaman, eksplorasi, eksperimen, pengujian, dan praktik.

Selama Zaman Keemasan peradaban Islam yang membawa kontribusi asli dari dokter Muslim di bidang medis, farmasi, herbal, nutrisi, dan botani.

Tahap kedua ini diperpanjang selama abad kesembilan hingga ketiga belas. Namun, pada tahap terakhir, terjadi penurunan yang mencerminkan stagnasi dan kemerosotan bertahap dari seluruh bangsa Islam.

Baca Juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Akhirnya Divaksin, Kremlin: Dia Merasa Sehat, Tak Ada Efek Samping

Selama tahap kedua, banyak dokter, baik orang Arab maupun non-Arab, berkontribusi pada perkembangan obat.

Dokter seperti Al-Razi, atau Razes (841 - 926 M), dan Ibn-Sina.yang dikenal sebagai Avicenna (980 - 1037 M) adalah pelopor di bidang medis.

Buku dan ajaran mereka digunakan sebagai dasar untuk studi kedokteran di Eropa selama berabad-abad.

Baca Juga: Jokowi Tegaskan Tak Akan Ada Impor Beras, Minta untuk Hentikan Perdebatan

Ketenaran Al-Razi dimulai dengan pendirian rumah sakit di Baghdad pada abad ke-9 yang mencakup bangsal khusus untuk penyakit mental.

Dia juga penyembuhan holistik dan spiritual, penyembuhan penyembuhan dan perawatan untuk seluruh pasien.

Ide ini ditulis dengan baik dalam bukunya 'Al-Tibb al-Rawhani' (Pengobatan Spiritual) di mana dia menekankan pentingnya pemurnian hati dan perilaku etis dan bajik dalam mencapai total.

Baca Juga: Update Covid-19 Kabupaten Cirebon Jumat 26 Maret 2021: Total Kasus 7.330 Orang Positif

Sedangkan Ibnu-Sina dalam bukunya yang terkenal, Al-Qanun fi al-Tibb (Hukum dalam Pengobatan).

Ibn-Sina meletakkan dasar praktik medis, menyusun Materia Medica lengkap, menggambarkan penyakit dan malfungsi dan memberikan formularium lengkap untuk pengobatan, saran dan resep untuk perawatan.***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: Khaleafa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x