Berantas Ketergantungan, Menpora akan Bangun Laboratorium Anti Doping Pertama di Indonesia

- 7 Oktober 2020, 20:52 WIB
Menpora Zainudin Amali didampingi Ketum PSSI, Mochammad Iriawan dan Dirut PT LIB, Ahmad Hadian Lukita saat memberikan keterangan pers terkait penundaan Liga 1 dan 2 di Loby Kemenpora, Selasa (29/9) siang.
Menpora Zainudin Amali didampingi Ketum PSSI, Mochammad Iriawan dan Dirut PT LIB, Ahmad Hadian Lukita saat memberikan keterangan pers terkait penundaan Liga 1 dan 2 di Loby Kemenpora, Selasa (29/9) siang. /Kemenpora.go.id

PR CIREBON - Menpora RI Zainudin Amali mengadakan virtual meeting dengan Presiden World Anti-Doping Agency (WADA) Witold Banka pada Rabu, 7 Oktober 2020.

Kementerian Pemuda dan Olahraga RI sampaikan komitmen kuat dan dukungan terhadap keberadaan lembaga anti doping internasional WADA maupun Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI).

Kemenpora menyatakan kesiapannya membangun laboratorium anti doping pertama di Indonesia sebagai bentuk komitmen pemerintah terhadap penegakan anti doping.

Menpora mengatakan bahwa pembangunan laboratorium anti doping di Indonesia merupakan pertimbangan paling utama, karena Indonesia masih ketergantungan mengirim sampel tes doping ke luar negeri.

Baca Juga: Usai Dilempar Petasan, Kapolda Banten Rangkul Mahasiswa dalam Demo Tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja

Hal itu berpengaruh terhadap sedikitnya jumlah sampel tes doping di Indonesia.

"Ke depan dengan adanya laboratorium ini saya berharap jumlah tes bisa meningkat signifikan," sambung dia yang dalam rapat virtual itu didampingi Sesmenpora Gatot S Dewa Broto, Ketua Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) Zaini Khadafi Saragih dan Sekretaris LADI Firtian Judiswandarta.

Bentuk komitmen pemerintah terhadap lembaga anti doping adalah dengan meningkatkan anggaran dibanding tahun sebelumnya. Rencananya, dukungan keuangan terhadap LADI akan ditingkatkan sekitar 500 persen pada tahun 2021.

Dukungan itu, diantaranya akan digunakan untuk meningkatan jumlah tes doping dan pembangunan laboratorium di Indonesia.

Baca Juga: Jefri Nichol Curhat Kisah Friendzonenya, Demi Sambut Film 'Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi'

"Kami sangat mendukung program anti doping di Indonesia dan tidak mentolerir kasus doping sekecil apapun, jika ditemukan indikasi maka kami berkomitmen untuk memberikan sanksi berat kepada pihak-pihak yang terlibat," kata Zainudin Amali, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News.

"Komitmen peningkatan jumlah tes doping dan rencana pembangunan laboratorium doping merupakan bagian dari keseriusan kami dalam upaya 'bidding' tuan rumah Olimpiade 2032," kata dia.

Witold Banka mengapreasiasi pertemuan virtual ini dan mengajak berbagai pihak bersinergi dalam mengkampanyekan program anti doping.

"Diskusi ini penting bagi WADA, saya sampaikan terima kasih atas kerja samanya dengan WADA. Salah satu ide kunci ialah mendorong lebih banyak sektor publik yang terlibat dalam kampanye anti doping. Pertemuan hari ini sangat penting, semoga kerjasama ini bisa berjalan dengan baik," kata Banka.

Baca Juga: Jefri Nichol Curhat Kisah Friendzonenya, Demi Sambut Film 'Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi'

LADI turut menyambut baik pesan Menpora yang akan membangun laboratorium anti doping di Indonesia, apalagi jumlah laboratorium anti doping masih sangat terbatas khususnya untuk wilayah Asia.

"Di seluruh dunia hanya sekitar 30, di Asia Tenggara hanya dua di Penang Malaysia dan di Bangkok Thailand. Jadi kalau kita kirim sampel harus ke India, Qatar, atau Bangkok Thailand. Oleh karenanya saya menyambut baik dan mendukung apa yang disampaikan Menpora RI yang berencana membangun laboratorium anti doping di Indonesia," jelas dia.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah