Jaksa pada hari Rabu, 19 Mei 2021, mendakwa ahli bedah saraf Leopoldo Luque dan psikiater Agustina Cosachov, dua pemimpin tim medis Maradona, dan lima profesional kesehatan lainnya atas dugaan upaya pembunuhan yang tidak disengaja.
Kemudian, ikut terlibat juga seorang dokter, seorang psikolog, dua perawat dan seorang koordinator perawat adalah yang lainnya.
Baca Juga: GFRIEND Resmi Bubar Hari Ini, Harga Saham HYBE Malah Mengalami Penurunan
Laporan panel medis mengatakan, "tanda-tanda risiko hidup pasien diabaikan", menambahkan bahwa Diego Maradona "menunjukkan tanda-tanda yang jelas dari periode penderitaan yang berkepanjangan setidaknya selama 12 jam".
Dalam laporan tersebut pula menyebutkan, bahwa perawatan yang diterima Diego Maradona di rumah kontrakan, ".... tidak memenuhi persyaratan minimum" untuk pasien dengan riwayat kesehatannya.
Dan, bahwa Diego Maradona akan masih bisa bertahan hidup jika pada saat itu langsung mendapat "rawat inap yang memadai".
Baca Juga: Merasa Tertuduh, Taiwan Sebut Tiongkok Telah Sebar Informasi Palsu Soal Covid-19!
Sementara itu, Julio Rivas, pengacara ahli bedah saraf Leopoldo Luque, mengatakan awal bulan ini, bahwa hasil forensik medis dari laporan tersebut cacat dan "bias ... tanpa dasar ilmiah".
Diketahui, Diego Maradona pernah mengalami serangkaian masalah kesehatan, yang diakibatkan kelebihan mengonsumsi obat-obatan dan alkohol. Sempat pula, Diego Maradona dikabarkan hampir mati pada tahun 2000 dan 2004.***