Tetapi, saat Jepang berjuang melawan gelombang keempat infeksi Covid-19, asosiasi dokter telah memperingatkan bahwa sistem perawatan kesehatan sudah berlebihan dan bahwa Olimpiade dapat menambah tekanan mereka.
Pada gelaran tersebut, para atlet akan diuji Covid-19 di bandara Tokyo saat kedatangan dan kemudian diisolasi secara efektif di desa Olimpiade.
Baca Juga: Komite Intelijen AS Sebut Miliki Bukti Tidak Langsung Kebocoran Virus Corona di Laboratorium Wuhan
Usai bertanding, mereka akan diminta segera meninggalkan negara itu.
“Tetap akan ada kompetisi Olimpiade dan para atlet dari 206 negara diharapkan berpartisipasi,” jelas Pound.
Pound, mantan juara renang Kanada yang kemudian menjadi presiden pertama Badan Anti-Doping Dunia, mengakui penolakan Jepang terhadap Olimpiade, tetapi kecil kemungkinannya untuk pembatalan.
Olimpiade Tokyo tahun ini menurutnya memiliki kesamaan dengan Olimpiade 1984 di Los Angeles di mana ada kekhawatiran tentang berapa banyak atlet Olimpiade yang akan mati karena kabut asap, dan wabah virus Zika sebelum Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro.
"Saat itu yang terjadi adalah musim yang salah dan daerah yang salah (untuk Zika), tapi orang masih mengira Zika akan memusnahkan massa dan atlet," katanya.
Namun pada akhirnya, tidak ada pengunjung asing di Olimpiade Rio yang terjangkit virus tersebut.