Peneliti: Kecaman Jokowi untuk Macron Sekedar Kepentingan Praktis, Tekan Prancis dan Raih Citra Diri

- 16 November 2020, 15:51 WIB
Ribuan pengunjuk rasa dari berbagai ormas yang tergabung dalam Forum Persaudaraan Umat Islam Banten (FPUIB) melakukan aksi demo menentang sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron
Ribuan pengunjuk rasa dari berbagai ormas yang tergabung dalam Forum Persaudaraan Umat Islam Banten (FPUIB) melakukan aksi demo menentang sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron /Hashemi Rafsanjani/

Adapun Presiden Jokowi sendiri terlihat sedang membela idealisme agama, meski tak dapat dipungkiri ia juga sedang menggunakan pernyataannya untuk tujuan praktis.

Lewat pernyataannya, Jokowi terlihat sedang memperbaiki citra di dalam negeri, sekaligus menaikkan posisi tawar dalam negosiasi dagang dengan Prancis.

Kecaman Jokowi dapat dilihat sebagai upaya menaikkan citra yang terganggu akibat persoalanan penanganan pandemi Covid-19 yang, baik dari aspek ekonomi maupun kesehatan, menuai banyak kritik.

Mulai dari seorang ahli ekonomi, Faisal Basri mengingatkan Jokowi untuk memprioritaskan penanganan pandemi, bukan semata-mata mengedepankan pemulihan ekonomi.

Baca Juga: Dinilai Akan Rugikan Pariwisata Bali, Hotman Paris Ajak Pemuda di Bali Bersuara Tolak RUU Minol

Sementara itu, ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, berulang kali menyayangkan ketidakseriusan pemerintah dalam menghadapi pandemi ini.

Pandu mengkritik klaim bahwa pemerintah telah mampu mengendalikan wabah sekaligus menjaga ekonomi. Dia menyebut bahwa data yang digunakan pemerintah tidak valid.

Kritik para ahli ini sejalan dengan tingkat ketidakpuasan masyarakat terhadap Jokowi terkait penanganan Covid-19, sesuai berdasarkan data sejak Agustus 2020 bahwa jumlah masyarakat yang tidak puas terhadap cara pemerintah menghadapi pandemi naik secara konsisten.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Ridwan Kamil Pinjam Rp1,750 Miliar Ke Bank Dunia dan Distributor Motor?

Untuk itu, pemerintah Indonesia tampaknya menggunakan momentum ini untuk menekan Prancis terkait perjanjian dagang antara Uni Eropa (UE) dan Indonesia yang sejak 2015 telah mengalami defisit. Tambah lagi, Prancis dikenal sebagai salah satu negara anggota UE yang lantang melarang masuknya minyak kelapa sawit dari Indonesia.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: The Conversation


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x