Tumbuh dari Keluarga Egaliter, Rocky Gerung: Setiap Orang Punya Macam-Macam Dimensi

- 2 November 2020, 08:32 WIB
Rocky Gerung dan Neno Warisman.
Rocky Gerung dan Neno Warisman. / tangkap layar Youtube/Rocky Gerung Official/

PR CIREBON - Ada Periode yang diselubungi oleh ketakutan untuk melihat perbedaan, ketakutan untuk dikritik, itu seluruhnya adalah tempat persembunyian kekuasaan, efeknya adalah menuduh orang lain sebagai berbahaya, jelas Rocky Gerung.

Neno Warisman, dalam Youtube Rocky Gerung Official yang diunggah pada Minggu 1 November 2020, mengungkapkan kalau sebagai muslim dia melihat sikap Rocky Gerung yang tidak membedakan itu sebagai suatu keajaiban, sampai akhirnya dia pergi ke rumah Rocky Gerung, dan menemukan mukena.

"Eh ada mukena, terus saya bilang ini jangan-jangan nanti dinobatkan namanya menjadi Muhammad Rocky Gerung. Ada satu hal yang ditanyakan, selubung apakah namanya hingga sikap kemurnian ini, yang datang dari satu pemikiran teduh mendasar, tapi ketika justru orang-orang itu yang memerintah tidak melihat itu dan malah melakukan hal sebaliknya kepada rakyatnya sendiri, engga membuat lega, itu selubung apa namanya?" kata Neno.

Baca Juga: DKI Jakarta Jadi Kota Terbaik dalam STA 2021, Refly Harun Ungkap Problematika Sesungguhnya

Rocky menjelaskan bahwa ada satu periode ketika kekuasaan itu kehilangan kemampuan untuk membaca sejarah rakyatnya. Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Youtube Rocky Gerung Official.

"Nah itu periode yang diselubungi oleh ketakutan untuk melihat perbedaan, ketakutan untuk dikritik, jadi itu seluruhnya adalah tempat persembunyian kekuasaan, efeknya adalah menuduh orang lain sebagai berbahaya, Nah saya ga suka kultur semacam itu, tadi di tempat saya disediakan bahkan beberapa kitab suci, hindu ada, muslim ada, bibel ada, saya siapin mukena, saya siapin sajadah karena saya banyak teman muslim, dan pasti lebih banyak teman muslim daripada agama lain karena muslim adalah mayoritas," ujarnya.

Namun, poin yang ingin dia utarakan adalah hak orang untuk menikmati momen spiritual privatnya harus dihargai oleh tuan rumah.

Baca Juga: Ketum Partai Gelora Sebut Sudah Saatnya Umat Islam Jadi Mayoritas yang Memimpin Bukan Terpinggirkan

"Karena itu saya siapin tempat untuk orang salat, jadi sekali lagi itu hanya sekadar mengagumi teman warga negara atau sahabat yang punya kemampuan mendalami batinnya itu dengan mengikuti ritual yang dia kenal," ucapnya.

Halaman:

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x