Dianggap Tidak Lagi Lantang Saat Bergabung dengan Pemerintah, Begini Penjelasan Prabowo Subianto

- 13 Oktober 2020, 14:38 WIB
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. /PMJ News

PR CIREBON – Sebelum menjadi Menteri Pertahanan RI, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dikenal lantang ketika menjadi rival Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilpres 2019. Ia sering mempertanyakan kebijakan yang dilakukan oleh Presiden.

Akan tetapi, setelah menjadi menteri, Prabowo dianggap tidak lagi lantang terhadap pemerintah.

Terkait hal tersebut, Prabowo mengutarakan pendapatnya. Ia menyebut seorang pemimpin itu harus pandai menempatkan diri.

Baca Juga: Unjuk Rasa Penolakan UU Cipta Kerja Berlanjut, Polisi Tangkap Terduga Perusuh di Istana Merdeka

Sebagaimana diberitakan wartaekonomi.co.id dengan judul artikel sebelumnya "Sekarang Prabowo Gak Berani Petantang Petenteng, Nggak Nyangka Alasannya"

"Lantang? Wah, jadi begini. Kita sebagai pemimpin, kita harus mengerti, dan kita harus tahu ya kan, peran apa, di saat apa, dengan cara apa. Jadi itu kita harus pandai untuk memilih. Tetapi nilai-nilai tidak berubah, cita-cita tidak berubah," katanya, sebagaimana dilansir Pikiranrakyat-Cirebon.com dari Warta Ekonomi.

Prabowo mengibaratkan sebuah perjalanan dari Jakarta ke Surabaya, yang kadang-kadang harus ditentukan apakah akan melewati jalur utara atau jalur selatan. Tetapi ujungnya, ia mengatakan, adalah tetap ke Surabaya.

Baca Juga: Dalang Dibalik Demo Tolak UU Omnibus Law Tak Diungkap, SBY: Pemerintah Bisa Disangka Buat Hoaks

Ia juga menegaskan cita-citanya pada Pilpres 2019 lalu tidak berubah dan menegaskan bahwa saat ini ia hanya menjalani perannya demi kemajuan bangsa.

"Jadi waktu saya di luar pemerintah, saya calon presiden, ya saya menyampaikan cita-cita saya, nilai-nilai saya melalui program, melalui manifesto perjuangan," jelas Prabowo.

Selain itu, sikap lantang berbicara dalam forum pun dijelaskan Prabowo. Menurutnya, kalau ia bicara dengan nada loyo di depan ribuan orang, ia merasa kasihan dengan pendukungnya.

Baca Juga: Prabowo Subianto: Coba dulu, UU Omnibus Law Lahir karena Paham Kesulitan Buruh

"Dan kalau kita bicara di forum, kan kita bicara di depan ribuan orang. Kalau kita bicara di depan 100 orang saja kalau tidak lantang, ngantuk. Saya kan bekas komandan pasukan, bekas panglima. Panglima, komandan, itu ya guru, ya pelatih. Jadi saya mengerti. Makanya kalau pelatih yang baik itu suaranya ya lantang supaya anak buahnya nggak ngantuk. Kalau rakyat ribuan, kalau saya bicara dengan suara bergumam, capek dia, kan kasihan mereka," jelas Prabowo.

Ia juga mengatakan bahwa cita-cita yang diperjuangkannya tidak pernah berubah.

“Nah, begitu saya memutuskan bahwa demi kepentingan bangsa dan negara supaya Indonesia kuat, kita harus ada ketenangan, kita harus ada stabilitas, kita harus ada persatuan, kita harus ada kerukunan karena negara kita sudah dari zaman dahulu, ratusan tahun sebelum kita punya Republik Indonesia, nusantara ini ratusan tahun kita diganggu. Kenapa, karena kita ini kaya," pungkasnya.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: wartaekonomi.co.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x