Alasan Kuat Mundur dari Demokrat, Ferdinand Hutahaean Ngaku Berbeda Pandangan Soal UU Omnibus Law

- 12 Oktober 2020, 07:54 WIB
Ferdinand Hutahaean dan Agus Harimurti Yudhoyono Ketua Partai Demokrat
Ferdinand Hutahaean dan Agus Harimurti Yudhoyono Ketua Partai Demokrat /Instagram @ferdinand_hutahaean

"Perbedaan prinsip dan perbedaan cara pandang terkait isu-isu nasional antara saya dan pengurus lainnya adalah alasan utama," tuturnya melalui pesan WhatsApp.

Ferdinand juga mengakui, ada perbedaan prinsip yang jelas mengenai pengesahan Omnibus Law UU Cipta Kerja, sehingga dirinya merasa tak nyaman lagi dengan perbedaan sikap demokrat, dan pergi adalah keputusan akhirnya.

"Terakhir kemarin cara pandang terhadap UU Ciptaker yang sangat mendasar bagi saya semakin menguatkan pilihan saya untuk mundur. Dari pada jadi konflik di internal, lebih saya pergi dengan keyakinan prinsip politik saya bahwa kepentingan bangsa jauh di atas segalanya termasuk di atas kepentingan politik kelompok. Maka saya bersikap untuk pergi dan mundur," jelas Ferdinand.

Baca Juga: Bioskop di Jakarta Diizinkan Beroperasi di Tengah Pandemi, Begini Aturan Wajib Ditaati Pengunjung

Sedangkan bagi oposisi, ia bahkan dianggap sebagai 'penjilat, sehingga dengan tegas ia membantah tuduhan ini.

"Penjilat..? Hahaha saya harus tertawakan tuduhan itu kepada saya. Apa yang mau saya jilat? Siapa yang mau saya jilat? Jokowi? Ahhh dari dulu kalau saya punya mental penjilat, tak akan saya tinggalkan Jokowi karena beda prinsip tentang Subsidi dan Pembangunan. Kalau saya penjilat sudah jadi pejabat saya dari dulu," tulisnya.

Bila ditelisik, tudingan tersebut muncul lantaran pada Pilpres 2019 lalu, ia bertindak sebagai oposisi dan kerap memberikan kritikan dan menyerang pemerintahan Jokowi.

Namun ternyata, setelah gagal dalam pencalonan legislatif melalui partai Demokrat, ia terlihat balik mendukung pemerintahan Jokowi, serta aktif mencibir pihak-pihak yang berseberangan dengan pemerintahan.

Baca Juga: ENGENE, Arti dan Makna Nama Fandom Grup K-pop ENHYPEN

"Dari 2012 sejak kemunculan Jokowi, saya sudah aktif turut serta mendorong dan menekan PDIP agar mencapreskan Jokowi, dan 2014 Jokowi jd Presiden. Tapi saya beda prinsip soal subsidi dan pembangunan infrastruktur maak saya pergi. Kenapa pergi? Krn ini soal prinsip dan yang berani pergi bukan penjilat," terangnya.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah