Bio Farma Ikuti Arahan Wapres Maruf Amin Mengenai Kehalalan Vaksin Covid-19

- 5 Oktober 2020, 19:04 WIB
Illustrasi Vaksin Covid-19
Illustrasi Vaksin Covid-19 /

PR CIREBON - Kehalalan vaksin Covid-19 yang kini masih dalam tahap uji klinis dan diharapkan bisa mulai divaksinasi ke penduduk Indonesia akhir tahun Januari 2021 telah dikoordinasikan Direktur utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir dengan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Dari hasil audiensi bersama Wapres Ma'ruf Amin yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), LPPOM MUI, dan Komisi Fatwa MUI, ada arahan yang cukup menggembirakan mengenai isu sensitif tersebut, tutur Honesti dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta pada Senin, 4 Oktober 2020.

"Dari Pak Wapres arahannya cukup menggembirakan. Seandainya vaksin ini halal, itu bagus, itu yang kita tunggu. Tapi seandainya belum memenuhi halal, dalam kondisi pandemi ini bisa diberikan vaksinasi. Ini nanti jadi bagian Komisi Fatwa untuk mendukung program vaksinasi berikutnya," kata Honesti.

Baca Juga: UU Tak Selalu Seimbang dan Puas, Poyuono: Produk Politik Harus Diterima Semua Pihak, Omnibus Law Pun

Nanti akan dibentuk tim bersama yang terdiri atas Bio Farma, Kementerian BUMN, BPOM, Komisi Fatwa MUI, LPPOM MUI, BPJPH, serta BUMN Sucofindo dan Surveyor Indonesia untuk proses sertifikasi halal, jelas Honesti yang menurutnya sesuai dengan arahan Wapres.

"Nanti juga akan ada audit BPOM ke Beijing untuk melihat proses produksi apakah memenuhi kaidah standar produksi vaksin," ucap Honesti. Kutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News.

Honesti juga mengatakan saat ini Indonesia bekerja sama dengan sejumlah produsen vaksin dunia. Indonesia dinilainya memiliki kebutuhan yang besar akan vaksin Covid-19, yakni 340 juta dosis pada 2021 untuk 170 juta warga yang satu orangnya akan mendapat dua dosis, maka pemerintah akan mencari akses sebanyak-banyaknya terhadap pasokan vaksin.

Baca Juga: KABAR BAIK dari Kemenkeu: Memungkinkan, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5 Persen pada 2021

"Target kita akan melakukan program vaksinasi lebih kurang terhadap 170 juta orang Indonesia untuk memenuhi target herd immunity yang sesuai standar WHO. Dengan asumsi seorang dapat dua dosis, artinya kita butuh 340 juta dosis vaksin sehingga kita harus bekerja sama dengan beberapa produsen vaksin, karena tidak mungkin satu produsen bisa menyuplai kebutuhan Indonesia yang cukup besar. Mereka juga suplai ke negara lain yang membutuhkan," kata Honesti.

Bio Farma juga sedang melakukan kerja sama pengadaan vaksin bersama Sinovac, Tiongkok, yang kini telah memasuki tahap uji klinis ketiga di Bandung, Jawa Barat.

Vaksin tersebut akan selesai uji klinis sekitar Januari 2021. Jika dinyatakan berhasil, vaksin tersebut akan dimintakan izin penggunaan darurat dari BPOM sehingga program vaksinasi nasional bisa segera dimulai akhir Januari atau awal Februari 2021.

Baca Juga: Deteksi Covid-19 dalam 80 Detik, UGM Kembangkan Alat Pendeteksi Covid-19 GeNose

Selain dengan Sinovac, Indonesia juga bekerja sama dengan perusahaan asal Uni Emirat Arab, G42, ada pula kerja sama dengan CanSInoBIO, AstraZeneca, serta Novavax maupun lembaga Internasional CEPI dan GAVI untuk produksi di dalam negeri.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x