Warga Indonesia Selalu 'Kagetan' saat Isu Tsunami Muncul, BMKG: Kurang Literasi Buat Salah Paham

- 28 September 2020, 17:16 WIB
Daryono, Kabid Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) /Montase Jakbarnews.com/
Daryono, Kabid Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) /Montase Jakbarnews.com/ /

PR CIREBON - Belakangan ini, publik Indonesia yang menempati wilayah Jawa mendadak dihebohkan dengan beredarnya isu gempa kuat berpotensi tsunami yang akan mengguncang selatan Pulau Jawa, sehingga kebanyakan masyarakat pun cenderung dihinggapi kekhawatiran.

Tepatnya, isu ini mulai berkembang setelah temuan yang diungkap Institut Teknologi Bandung yang diterbitkan dalam jurnal Nature Scientific Report.

Untuk itu Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono tampil bicara guna meredakan kecemasan dan kepanikan publik akibat informasi potensi gempa megathrust, karena yang terjadi adanya hanya kesalahpahaman.

Baca Juga: Hanya Orang Bodoh yang Takut PKI Eksis Lagi, Demokrat: Biarkan yang Sudah Mati, Awasi Ancaman Nyata

Dengan gamblang, Daryono menjelaskan bahwa model potensi bencana, memang sengaja diciptakan peneliti untuk mendorong upaya mitigasi bencana. Hanya saja, yang terjadi pemodelan itu dipahami kurang tepat, seolah bencana alam besar akan terjadi dalam waktu dekat di bumi pertiwi ini.

"Para ahli menciptakan model potensi bencana, ditujukan untuk acuan upaya mitigasi. Tetapi sebagian masyarakat memahaminya kurang tepat, seolah bencana akan terjadi dalam waktu dekat," ungkap Daryono dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 27 September 2020.

Di sisi lain, Daryono tak menampik bahwa warga memang cenderung menderita kepanikan berulang terkait informasi potensi gempa megathrust, mungkin sejak peristiwa tsunami Aceh 2004.

Baca Juga: Banjir saat Pandemi Bikin Khawatir, DPRD DKI Jakarta: Bisa Hadirkan Klaster Covid-19 Pengungsian

Bahkan, kekhawatiran ini sering muncul saat para ahli mengemukakan pandangan tentang potensi gempa dan tsunami, seolah menjadi bukti kurang literasi yang digiatkan saat ini.

"Kami berharap masyarakat terus meningkatkan literasi, selanjutnya tidak mudah 'kagetan' setiap ada informasi potensi bencana," tegas Daryono, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Warta Ekonomi.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x