PR CIREBON - Bulan Agustus yang penuh semarak merayakan hari lahir kemerdekaan Indonesia, kini diliputi prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyebut puncak musim kemarau terjadi pada bulan ini.
Adapun prediksi ini berdasarkan data dari Satelit Terra/Aqua (NASA), hotspot atau titik api yang terdeteksi sejak tanggal 1 Januari sampai 13 Agustus 2020, tercatat 1.207 titik.
Padahal, tahun 2019 lalu pada periode yang sama tercatat memiliki sebanyak 3.639 titik.
Baca Juga: Indonesia 'Golput' Atas Usulan AS Soal Perpanjang Embargo Senjata Iran di Resolusi DK PBB
"Ada penurunan yang signifikan pada periode yang sama di tahun 2019 dengan 2020 sebesar 67 persen atau 66.83 persen. Ini adalah upaya kita, bagaimana agar hotspotnya seminimal mungkin," ujar Ruandha dalam Media Briefing secara daring, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI pada Jumat, 14 Agustus 2020 kemarin.
Selain itu, masih dari data yang dipaparkan, hingga bulan Juli 2020, luas area yang mengalami kebakaran hutan dan lahan mencapai 64.602 hektar.
Sementara itu, bila dibandingkan tahun sebelumnya, tercatat sebanyak 1.649.258 hektar yang mengalami Karhutla.
Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah PKI Punya Modus Operandi Baru dengan Rapid Test hingga Surat MUI Tegas Tolak
"Berdasarkan analisis citra satelit Landsat seluas 64.602 hektar, masing-masing di tanah mineral seluas 47.668 hektar dan di lahan gambut seluas 16.934 hektar," jelas Ruandha.
Dengan demikian, situasi karhutla tahun ini diperkirakan akan lebih rendah ketimbang tahun lalu, tetapi hal itu harus selalu diwaspadai oleh instansi terkait untuk penanganan mendalam.***