Atas pengalaman pahit itu, Hasto menegaskan PDIP tidak pernah main kotor dalam kontestasi politik, seperti menempuh cara-cara tidak terhormat untuk memenangkan jagoannya. Apalagi soal menang dan kalah di kontestasi pemilu merupakan hal biasa.
"Tapi PDIP tidak pernah memikirkan, punya niatan untuk mengaburkan suatu kontestasi yang sehat dalam demokrasi dengan menciptakan calon-calon fiktif atau calon boneka. Itu nggak ada di dalam kamus PDIP," papar Hasto.
Baca Juga: Megawati Sindir Hasrat KAMI Ciptakan Balon Pilpres 2024, Sebut Jalur Independen Pun Percuma
Selama ini, PDIP sebagai partai pelopor yang selalu siap bersaing secara sehat.
"Kalau menang lima tahun, kalah lima tahun, itu biasa. Sehingga kami tidak mengenal cara-cara kotor di dalam demokrasi. Politik itu membangun peradaban," tegas Hasto.
Dengan demikian, PDIP sudah berjuang dengan penuh keyakinan untuk mempersiapkan calon kepala daerah mumpuni, bahkan Gibran sekalipun yang merupakan putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), juga bekerja keras untuk memenangi pertarungan politik di Solo.
"Buktinya Mas Gibran sangat serius mengikuti seluruh sekolah para cakada dengan disiplin. Bahkan hari ini langsung tancap gas. Itu artinya bahwa kita serius di dalam menanggapi calon-calon baik itu independen maupun dari parpol lain," tandas Hasto.***