Titiek dan Gatot Dijodohkan Jadi Balon Pilpres 2024, Pengamat: Susah, Mereka Hanya Pemanis

- 22 Agustus 2020, 19:31 WIB
Titiek Soeharto dan Gatot Nurmantyo/Instagram/@titieksoeharto
Titiek Soeharto dan Gatot Nurmantyo/Instagram/@titieksoeharto /

PR CIREBON - Kehadiran Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di tengah panggung pandemi, ternyata memunculkan isu terbaru terkait adanya duet Gatot Nurmantyo dengan Siti Hediyati Hariyadi alias Titiek Soeharto menuju 2024.

Tepatnya, ini muncul setelah keduanya hadir dalam deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), tetapi yang ramai dibicarakan di media sosial itu ternyata tidak gampang dalam realitanya, seperti yang disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin.

Ujang menganggap bahwa keinginan netizen untuk menduetkan tokoh adalah sah-sah saja, toh itu didasarkan atas kebosanan netizen akan nama-nama calon yang itu mulu.

Baca Juga: Presiden Jokowi Hanya Bermanis Mulut, DPR: Pidato Tak Sejalan Kebijakan Impor Kian Naik

"Karena netizen bisa saja ingin ada alternatif calon lain di Pilpres 2024 nanti. Tidak didominasi oleh nama-nama itu-itu saja," ujar Ujang dalam pernyataan yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Warta Ekonomi pada Sabtu, 22 Agustus 2020.

Namun demikian, soal 'perjodohan' Gatot-Titiek di Pilpres 2024 nanti merupakan sesuatu yang sulit, bahkan cenderung susah untuk direalisasikan. Alasan kesusahan realisasi itu beragam, mulai dari mereka tak berangkat dan tak punya partai 'besar' yang bisa mengusung keduanya, sesuai syarat capres yang harus memenuhi 20% kursi DPR RI.

Kemudian berikutnya, popularitas dan elektabilitas keduanya sebagai bakal calon presiden dan calon wakil presiden juga belum terlihat.

Baca Juga: Curhat Sri Mulyani Hadapi Tantangan Covid-19, Akui Dua Kali Ubah APBN hingga Utamakan Dana Kesehatan

Bahkan, keduanya cenderung sudah kalah bersaing dengan beberapa figur kepala daerah belakang ini yang selalu unggul dalam sejumlah survei.

"Kalau partai KAMI. Sulit juga karena belum jadi partai. Dan kalau jadi partai pun, tak punya 20% persyaratan itu. Jadi peluang keduanya berat dan sulit," pungkas Ujang mengakhiri.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x