Presiden Jokowi Hanya Bermanis Mulut, DPR: Pidato Tak Sejalan Kebijakan Impor Kian Naik

- 22 Agustus 2020, 17:39 WIB
PRESIDEN Joko Widodo memberi sambutan saat meresmikan pabrik baru polyethylene (PE) CAP di Cilegon, Jumat (6/12/2019). Presiden berharap peresmian pabrik tesebut bisa menekan defisit anggaran akibat besarnya impor produk Polyethylene yang masih tinggi.*
PRESIDEN Joko Widodo memberi sambutan saat meresmikan pabrik baru polyethylene (PE) CAP di Cilegon, Jumat (6/12/2019). Presiden berharap peresmian pabrik tesebut bisa menekan defisit anggaran akibat besarnya impor produk Polyethylene yang masih tinggi.* /ASEP FATHULRAHMAN/ANTARA/ANTARA FOTO

PR CIREBON - Presiden Joko Widodo dinilai membuat kebijakan yang tak sesuai dengan isi pidatonya dalam sidang tahunan MPR 2020, seolah hanya bermanis mulut saja, seperti yang dikatakan Anggota Komisi VI DPR RI, Amin AK.

Salah satunya dapat dilihat dari nilai impor yang cenderung terus naik, berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa impor Indonesia pada Juni 2020 mencapai 10,76 milyar dolar atau naik 27,56 persen dibandingkan dengan Mei 2020.

"Berharap Pidato Presiden Jokowi bukan hanya sekedar lips service saja. Presiden Jokowi selaku kepala negara harus dapat memastikan jajaran di bawahnya benar-benar merealisasikan isi pidatonya," ungkap Amin, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Warta Ekonomi pada Sabtu, 22 Agustus 2020.

Baca Juga: Demokrat: SBY Lebih Pandai Ketimbang Presiden Jokowi Soal Sosialisasi Program Tanpa Influencer

Lebih lanjut, Politisi PKS ini menilai pemerintah saat ini tidak peka terhadap kondisi industri dalam negeri, seiring dengan melemahnya kinerja industri dalam negeri akibat pandemi Covid-19.

Alih-alih mengembangkan produk dalam negeri, pemerintah justru masih saja melakukan impor Alat Pelindung Diri (APD) dalam jumlah yang besar.

Bahkan, merujuk data BPS dalam kurun waktu Januari-Mei 2020 tercatat impor APD sebanyak 2.993.34 ton atau 43.48 juta dolar. Tepatnya, mayoritas APD impor yang masuk berasal dari Tiongkok sebanyak 2.006.18 ton.

Baca Juga: Tri Rismaharini Bawa Surabaya Terkenal di Dunia, Megawati: Prestasi Luar Biasa dan Harus Dicontoh

Padahal di sisi lain, industri dalam negeri saat ini sedang berupaya juga untuk memproduksi APD guna menanggulangi penyebaran wabah Covid-19.

"Secara tidak langsung hal itu mematikan industri dalam negeri di tengah pandemi Covid-19 yang pada akhirnya menyebabkan perekonomian nasional bukannya meroket tapi malah merosot," jelas Amin.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x