Sebut Presiden Jokowi Frustasi, Rocky Gerung: Harusnya Dia Mau Dengarkan Kritik Sosial, Biar Dibantu

- 5 Agustus 2020, 11:35 WIB
Rocky Gerung
Rocky Gerung /cnnindonesia

PR Cirebon - Pengamat politik, Rocky Gerung kembali menyoroti sikap Presiden Joko Widodo yang akhir-akhir ini berkeluh-kesah dalam siaran publik, termasuk saat beliau memarahi jajaran menteri kabinetnya dua bulan yang lalu.

Mengawali pembicaraan, Rocky Gerung mengibaratkan Presiden serupa orang bingung di Gunung yang hanya berfokus pada dua hal, baterainya habis atau kehabisan oksigen.

"Saya ingat kalau orang lagi bingung di Gunung cuma ada dua hal, satu baterainya habis maka dia kehilangan kompas, atau dia kehabisan oksigen hingga gula darahnya kurang dan asupan oksigen ke otak hilang. Nah saya nggak tahu apakah presiden kehabisan oksigen dalam kepala atau lampu senter kebijakannya kehabisan baterai," ungkap Rocky Gerung dalam video yang diunggah dalam Youtube pribadinya dengan judul 'Akhirnya Rocky Gerung Mau Bantu Jokowi' pada Selasa, 04 Juli 2020.

Baca Juga: Pengamat Ingatkan Nadiem adalah Pengusaha, Publik Diminta Kritis dan Kawal Dana BOS untuk Kuota

Atas pengibaratan itu, Presiden diminta segera lakukan tiga rapid tes dengan salah satunya cahaya kebijakan.

"Untuk itu, presiden harus segera lakukan tiga rapid test, satu tentang covid-19, satu tentang oksigen dan satu tentang cahaya kebijakan," tambah Rocky.

Lebih lanjut, Rocky Gerung pun menilai Presiden sudah kehilangan cahaya kebijakan yang seharusnya disediakan oleh jajaran menteri kabinet, sehingga efeknya dia tak dapat memberi cahaya ke roda ekonomi.

"Jika diuji satu-satu, dia kehilangan cahaya kebijakan, artinya sumber cahayanya tidak disediakan oleh kabinet. kan Presiden tidak mungkin cari sumber cahaya sendiri. kalau dia mau memberi cahaya ke ekonomi, maka seharusnya menteri ekonomi rapat dan beri poin pada Presiden, sehingga presiden dapat diingatkan untuk mengisi ulang baterai itu," ujar Rocky Gerung.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Foto Habib Rizieq Bicara Berduaan Soal Kehamilan dengan Firza Husein

Bahkan, Rocky Gerung mengamati Presiden Jokowi sempat memiliki cahaya optimisme, tapi mendadak seminggu berlalu optimisme itu berubah menjadi pesimisme.

"Cahaya optimisme yang dipunyai presiden seminggu yang lalu bahwa indonesia bisa punya pertumbuhan ekonomi positif, kendati dunia negatif. Tapi tiba-tiba optimisme itu padam, seolah saya ngga tau lagi mau ngapain," tambah Rocky.

Selain itu, Rocky Gerung juga menyinggung soal fokus Presiden yang lebih mementingkan mengurus Solo ketimbang Indonesia yang terus diberitakan buruk tiap harinya, seolah masa depan Solo lebih penting daripada masa depan Indonesia.

Baca Juga: Harun Masiku Lebih Berbahaya, Refly Harun Sebut Pertaruhkan Integritas Pemimpin dan Kotori Demokrasi

"Kedua oksigennya, Presiden hanya menghabiskan oksigennya bukan untuk mengurus indonesia, tapi mengurus Solo. Bagi Presiden, masa depan Solo lebih penting daripada masa depan Indonesia, begitu juga masa depan Medan,

"Padahal distribusi oksigen untuk fokus pada satu hal, fokus dia ke Solo padahal berita buruk ke Indonesia, sehingga ia kehabisan organisir leadership politiknya," jelas Rocky Gerung.

Pada akhirnya, Rocky Gerung menyebut Indonesia sudah mengalami kelumpuhan birokrasi karena Presiden tidak lagi mendapatkan info yang tepat dari jajaran menteri kabinetnya, bahkan sinyal positif pun tak ada dibicarakan oleh para pembantunya itu.

"Ini juga cerminan kelumpuhan birokrasi, presiden mau memberitahu bahwa menteri-menteri saya tidak lagi memberi saya info yang tepat dan memberi sinyal positif pada publik. Ini pun benar adanya dalam satu minggu ini semua menteri hanya bicarakan pesimis, jadi bagaimana mungkin kita mau optimis kalau birokrasinya aja pesimis," kata Rocky.

Baca Juga: Disebut Malapetaka Dahsyat, 2.750 Ton Amonium Nitrat Diduga Jadi Penyebab Ledakan Maut di Beirut

Lebih dari itu, Rocky pun menyebut Presiden Jokowi sudah berada dalam tahap frustasi dengan psikologisnya sebagai kepala negara, tapi masyarakat berkeahlian pun tak bisa menolong karena forum kritikus dan akademis telah ditutup saat ini.

"Saya kira presiden bukan sekedar bingung tapi sedang frustasi dengan psikologinya sebagai kepala negara. Jadi benar masalahnya dalam diri Presiden, saya mau tolong tapi forum kritikus dan akademis pada ditutup, jadi bagaimana bisa kami menolong," ujar Rocky.

Dengan demikian, Rocky Gerung meminta Presiden harusnya mau mendengar kritik sosial, sehingga tidak hanya informasi palsu yang diberikan jajaran menteri untuk menyenangkannya, tapi juga ada informasi asli yang tajam dengan maksud menyelamtkan Indonesia.

Baca Juga: Sandiaga Uno Punya Prediksi Soal Resesi Ekonomi RI hingga Pemerintah Harus Perbaiki Sektor Ini

"Jika presiden mendengar kritik sosial, dia akan mendapat dua informasi, informasi palsu yang diberikan oleh pembantunya untuk sekedar menyenangkannya atau informasi asli yang tajam tapi bermaksud menyelamatkan Indonesia," pungkas Rocky Gerung.

 

***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: YouTube Sobat Dosen


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x