Berpotensi Jadi Capres Lagi, Elektabilitas Prabowo Masih Lemah hingga Gerindra Tak Terima

- 24 Juli 2020, 06:54 WIB
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memberi salam saat menghadiri prosesi pemakaman mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso di San Diego Hills Memorial Park, Karawang, Jawa Barat, Minggu (10/5/2020). Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso meninggal dunia di usia 67 tahun pada Minggu (10/5/2020) pukul 06:30 WIB karena sakit. ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar/aww.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memberi salam saat menghadiri prosesi pemakaman mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso di San Diego Hills Memorial Park, Karawang, Jawa Barat, Minggu (10/5/2020). Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso meninggal dunia di usia 67 tahun pada Minggu (10/5/2020) pukul 06:30 WIB karena sakit. ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar/aww. /

PR CIREBON - Prabowo Subianto memang sedang mendukung Pemerintahan Presiden Joko Widodo dengan posisi sebagai Menteri Pertahanan saat ini.

Namun rupanya, gerak-gerik Prabowo Subianto dalam posisinya itu memberi pengaruh untuk tingkat elektabilitasnya yang diyakini bakalan menguat, sekaligus mengalahkan deretan tokoh nasional yang diperkirakan akan menjadi calon presiden (Capres) dalam pemilihan presiden (Pilpres) di tahun 2024 nanti.

Baca Juga: KKB Papua Masih Berstatus WNI, Mendagri: Dibanding Bunuh Orang Ditumpas, Lebih Baik Bangun Negeri

Inilah yang juga disuarakan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono mengaku sangat tidak setuju dengan Indonesia Political Opinion (IPO).

Pasalnya, survei IPO memprediksi Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto akan tumbang dengan tokoh lain, apabila maju di Pilpres 2024.

"Masih terlalu pagi untuk mengukur elektabilitas tokoh tokoh yang punya pontensi maju sebagai Capres," ungkap Arief dalam keterangan pers yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com pada Rabu, 22 Juli 2020.

Baca Juga: Beredar Kabar Mendagri Sebut Jenazah Pasien Covid-19 Lebih Baik Dibakar, Simak Kebenarannya

Sedangkan sebagai informasi, Survei yang dilakukan IPO beberapa waktu lalu menemukan sebanyak 26.3 persen responden sangat yakin Prabowo kembali kalah lalu diikuti dengan 42.8 persen ragu-ragu.

Atas data itu, Arief menilai survei yang dilakukan oleh IPO tersebut masih terlampau dini dan bertentangan dengan keyakinannya akan elektabilitas Prabowo akan menguat mendekati 1,5 tahun jelang Pilpres mendatang.

Baca Juga: Sebut Kejanggalan Komite Penanganan Covid-19, DPR: Saat 18 Lembaga Dibubarkan, Malah Bentuk Tim Baru

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah