HUT ke-85 LKBN ANTARA, Kepala Cabang LKBN ANTARA Bali pertama Otang Fharyana Terima Sertifikat Tjatranata

- 28 September 2022, 17:42 WIB
HUT ke-85 LKBN ANTARA, Kepala Cabang LKBN ANTARA Bali pertama Otang Fharyana Terima Sertifikat Tjatranata/antaranews
HUT ke-85 LKBN ANTARA, Kepala Cabang LKBN ANTARA Bali pertama Otang Fharyana Terima Sertifikat Tjatranata/antaranews /

"Nah, saya pertama bertugas dengan SK sebagai Kepala Cabang itu di Kantor Pos Kreneng di Jalan Kamboja itu, lalu saya merintis kontor hire di cini Il Motorom 1 Lanangon kantor biro di sini (JI Mataram 1, Lapangan Lumintang, Kota Denpasar, Bali) sekitar tahun 1981-1982. Tapi akhirnya saya pulang kampung ke Jawa Barat," tuturnya.

Dalam pengabdiannya sebsgai jurnalis Otang berkarya di ANTARA selama 11 tahun. Kemudian melanjutkan karirnya selama 23 tahun di Grup Media Pikiran Rakyat Bandung.

Baca Juga: Korban Ferdy Sambo : Pekan ini Sidang Etik Brigjen Pol Hendra Kurniawan yang Naik Private Jet ke Jambi

ANTARA Bali menerima Berita Acara Serah Terima Pemakaian Gedung No. 641/3469/Humas (tanpa sertifikat.

Namun berita acara telah diserahkan ke LKBN ANTARA Pusat. Gedung direnovasi dengan dana hibah APBD 2008/Provinsi Bali sebesar Rp 260 juta, yang pembangunan gengnya ditangani swasta di bawah kena... Pemprov Bali.

Refleksi yang disampaikan Otang Fharyana itu dibenarkan Ketut Atmadja (Kepala Biro ANTARA Bali 1996-1998), Ketut Sutika (pensiunan/2018), dan PK Yanes Setat (pensiunan/mantan Kepala Biro ANTARA NTB) yang hadir dalam dialog refleksi HUT ke-85 LKBN ANTARA itu.

Baca Juga: Korban Ferdy Sambo : Ipda Arsyad Daiva Mantan Kasubnit Reskrim Polrestro Jaksel Disanksi Demosi Tiga Tahun

"Benar, Pak Wayan Tjatranata itu koresponden dan kantornya ya di rumah, kalau Pak Ismail Jacob hanya bertugas mempersiapkan cabang saja. Dulu, istilahnya cabang, tapi kemudian berganti menjadi biro sejak saya memimpin (1996-1998)," kata Ketut Atmadja yang juga dibenarkan Ketut Sutika.

Refleksi yang berlangsung hampir 2 jam itu juga menyoroti pemberitaan di era digital yang dinilai memprihatinkan. Karena penyajian informasi tanpa filter, data kurang valid/akurat, cover both side (keberimbangan), dan kurang memperhatikan tata bahasa, serta mengutamakan viral/viewer daripada kualitas.

"Desc ulana harita nahalum dikirim un " katanya.

Halaman:

Editor: Andik Arsawijaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x