Network
SABACIREBON - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan nampaknya akan terus mencari, mengawasi dan membuka peluang kerjasama maupun mengundang para calon investor menanamkan modalnya di Indonesia.
Dalam kesempatan apapun, baik ketika menerima tamu negara maupun saat kunjungan kerja ke berbagai negara, Jokowi akan memanfaatkan bertemu dan berbincang atau meloby para pengusaha potensial untuk berkunjung dan menanamkan modal di negara yang dipimpinnya.
Tak terkecuali kesempatan ini juga dimanfaatkannya ketika Presiden Jokowi berkunjung ke Amerika Serikat (AS) minggu lalu.
Ia sempatkan untuk bertemu dengan salah seorang terkaya di dunia, Elon Musk di "sarangnya". Topiknya ya pasti perihal hubungan kerjasama dan undangan invstasi di Indonesia.
Baca Juga: Patung Mantan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher Dilempari Telur 2Jam Setelah Diresmikan
Namun demikian kunjungan presiden ke AS itu tak luput dari kritikan di dalam negeri. Termasuk datang dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah Cholil Nafis yang memberi tanggapan terkait pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan bos Tesla Elon Musk.
Cholil Nafis mengatakan pejabat tinggi Indonesia ke Amerika Serikat bertemu Elon Musk karena dia orang berduit.
"Uang kadang lebih kuasa dari jabatan. Petinggi negeri ini ketika ke Amrik menemui @elonmusk krn dia berduit," kata Cholil Nafis melalui akun Twitter-nya, Senin, 16 Mei 2022.
"Jd kaya itu penting bahkan kdang lebih penting dari kekuasaan. Baiknya bisa kaya dan berkuasa utk kebaikan. Namun lebih tinggi lagi klo berilmu yg itu bisa kaya n kuasa," ujarnya.
Baca Juga: Akibat Harga Minyak Goreng Mahal, Kepuasan Masyarakat Terhadap Kinerja Presiden Jokowi Turun
