Subsidi Harga Energi akan Bertambah atau Harga BBM Naik

- 16 April 2022, 22:42 WIB
Subsidi energi makin bertambah atau harga bbm naik
Subsidi energi makin bertambah atau harga bbm naik /

SABACIREBON - Mustahil subsidi BBM, gas dan listrik tahun 2022 bisa bertahan di angka Rp 130 triliun.

Kenaikan harga minyak global yang tercermin dari realisasi penerimaan harga patokan minyak / ICP di rata2 USD 98.4/barel di buan Maret justru makin memberatkan keuangan negara. 

Pro kontra antara bertahan untuk tidak menaikkan harga BBM dan bersikap moderat untuk melakukan penyesuaian harga muncul di berbagai ruang publik.

Baca Juga: Arus Mudik Diprediksi Tinggi, Polri akan Terapkan Ganjil Genap dan One Way

Namun sejauh ini intensitas pembahasan tentang naik atau tidak BBM nya belum terlihat secara nyata kecuali rapat dengar pendapat Mentri Energi dan Sumberdaya Mineral Arifin Tasrif dengan Komisi VII DPR 13 April yang lalu .

Menteri mengisyaratkan akan ada penyesuaian kenaikan BBM.

Prediksi kenaikkan subsidi sulit dihindarkan karena harga minyak global sudah naik diatas 20% sejak awal tahun.

Data dari Kementrian ESDM menyebutkan tahun 2021 pemerintah menganggarkan subsidi energi plus LPG/ gas serta listrik sebesar Rp 110.5 triliun tapi realisasinya mencapai Rp 131.5 triliun atau naik 19%.

Baca Juga: THR Dan Gaji 13 ASN, TNI/Polri dan Pensiunan Cair Mulai H-10 Idul Fitri 1443H

Porsi terbesar dari lonjakan subsidi itu berasal dari subsidi energi yang naik menjadi Rp 83,7 triliun dari target awal Rp 53.6 triliun atau naik 37,4% jika dibandingkan subsidi energi di tahun 2020 yang sebesar Rp 47,7 triliun.

Dr Maxensius Tri Sambodo, peneliti ahli utama dari Pusat Riset Ekonomi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam diskusi Virtual dengan media akhir pekan ini mengungkapkan, "pembengkakan subsidi itu mampu memberikan benefit dalam menekan inflasi, subsidi dan pengangguran," katanya seperti dilaporkan ANTARA.

Ia katakan, "jika tidak bisa dikendalikan subsidi akan terus naik, bahkan lebih parah".

Apa salah asumsi

Memasuki 2022, pemerintah mungkin kurang tepat dalam menetapkan asumsi yang mempengaruhi fluktuasi harga minyak internasional. Itu tercermin dari patokan subsidi untuk energi Rp 135 triliun yang ditetapkan pemerintah. Subsidi hampir sama dengan realisasi subsidi energi tahun 2021.

Baca Juga: Info Sekolah Ikatan Dinas Kemenhub, STIP Jakarta Sedang Buka Pendaftaran Calon Taruna

Bagaimana mungkin, subsidi sama dengan tahun lalu, jika dalam 3 bulan pertama harga minyak global sudah naik diatas 20%. Indonesia sudah masuk negara importir minyak karena pemakaian BBM yang sudah jauh diatas produksi nasional.

Ketidaktepatan menetapkan angka subsidi ini ditafsirkan berbagai kalangan, bahwa pemerintah pasti akan melakukan penyesuaian harga BBM.

Namun pengamat BUMN Herry Gunawan mengatakan perlu dicari momen yang tepat dalam melakukan penyesuaian jenis BBM pertalite dan solar ditengah melonjaknya kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang lebaran ini.Baca Juga:

Mudik Gratis, Dirjen Perhubungan Darat Menambah Kuota

"Kita menyadari beban yang ditanggung pemerintah cukup besar ditengah kenaikan harga minyak global. Apalagi terjadi disparitas harga jual dan harga keekonomian, "tegas Herry.

Editor: Aria Zetra

Sumber: PRMN ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah