Pemerintah Tidak Peka JikaHarga BBM, Elpiji 3kg dan Listrik Dinaikkan

- 16 April 2022, 16:54 WIB
Harga minyak global terus naik. Apakah harga pertalite, gas dan listrik juga akan naik?
Harga minyak global terus naik. Apakah harga pertalite, gas dan listrik juga akan naik? /

SABACIREBON - Kenaikan harga minyak dunia dalam 40 hari belakangan tampaknya akan di respon pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak jenis Pertalite dan Solar.

Perdagangan minyak dunia, yang dihimpun dari Investing.Com, tanggal 15/4, harga Crude Oil WTI (West Texas Intermediate) naik lagi 2,17% atau USD 2,26 menjadi USD 106.5. Sehari sebelumnya masih di USD 104.03 atau meningkat USD 3.43. Tanggal 13/4 masih di USD 100,60.

Brent oil juga mengalami peningkatan menjadi USD 111,23 atau naik dari USD 108,846 di tanggal 13/4.

Kenaikkan yang diakibatkan oleh makin meningkatnya eskalasi perang antara Rusia dan Ukraina, telah menyebakan stagnasi arus ekspor dan impor minyak dari berbagai negara.

Baca Juga: Indonesia Lontarkan Kecaman atas Aksi Brutal Keamanan Israel di Masjid Aqsa

"Sehingga harga minyak global terus naik. ICP atau harga patokan minyak menjadi USD 98.4/barel," kata Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Arifin Tasrif di DPR belum lama ini, seperti yang dilaporkan Antara dan Pikiran Rakyat. Padahal di APBN USD 63/barel.

Yang jadi masalah konsumsi BBM sudah melebihi patokan produksi. Kekurangan ditutupin lewat impor. Dengan perbedaan itu, pihaknya perlu melakukan langkah strategis untuk menghadapi dampak kenaikan harga minyak global.

Perlu upaya ketat untuk menjaga pasokan, terutama menjelang Idul Fitri ini.

Karena premium sudah dicabut, dan BBM penugasan berpindah ke pertalite, maka konsentrasi penyediaan ada di pertalite.

Yang jadi problem, sejak kenaikan Pertamax jadi Rp 12.500/liter dari sebelumnya Rp 9.000/liter, terjadi pengalihan konsumsi ke pertalite.

Baca Juga: Nikmati Long Weekend Pengguna Jasa KA Capai 52.343 Pelanggan per Hari

Komposisi penggunaan Pertamax dan Pertamax turbo serta dexlite hanya 17%. Ini yang tidak disubsidi.

Subsidi membesar

Dengan berpindahnya konsumen Pertamax dan makin banyaknya konsumen pertalite maka beban subsidi yang dipikul pemerintah makin besar. Impor yang besar dan kenaikkan harga minyak dunia yang tinggi, menyebabkan pemerintah akan melakukan penyesuaian dalam waktu dekat.

Untuk jangka menengah dan panjang pemerintah sudah merencanakan, penyesuaian harga Pertalite dan Solar dan bahan bakar gas.

Presiden Jokowi pun sudah mewacanakan hal itu. Namun seperti yang dikatakan Pengamat Ekonomi Energi dari UGM, Fahmy Radhi lewat Antara, "Kenaikkan BBM, elpiji dan tarif listrik akan menyebabkan kenaikan inflasi yang dapat membuat harga bahan pokok melambung dan menurunkan daya beli masyarakat," tegasnya.

Fahmy menghimbau pemerintah untuk tidak menaikkan harga BBM, elpiji dan tarif listrik. "Beban rakyat miskin makin berat," tegasnya.

Baca Juga: Hindari Tabrakan, Mobil Sedan Malah Tertabrak Truk yang Disalipnya

Jumat 20 Februari harga WTI masih USD 90/barel. Berarti dalam 3 bulan belakangan kenaikan harga minyak dunia mencapai 30%.

Perang Ukraina Rusia memang sungguh dahsyat. Beberapa komoditas, terutama dari jenis tambang mengalami kenaikan tinggi. Sebut misalnya batu baru, nikel, emas, gas dan crude oil atau cpo. Hanya pulp atau bubur kertas yang relatif stabil. Semua komoditi ini ada di Rusia. Karena komoditi sulit keluar dari Rusia, beberapa negara pengguna terpaksa harus mencari dari negara lain. Sehingga terjadi lonjakan permintaan.***

 

Editor: Aria Zetra

Sumber: Pikiran Rakyat ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah