Tappy, Anjing Pelacak yang Diandalkan Polisi untuk Menguak Kematian Balita Tanpa Kepala

- 19 Februari 2020, 21:38 WIB
POLRESTA Samarinda menurunkan anjing pelacak dari Polda Kalimantan Timur di lokasi penitipan balita yang meninggal tanpa kepala, AYG, di PAUD Jannatul Athfaal, Jalan A.W. Sjahranie Samarinda Ulu, Selasa 18 Februari 2020.*
POLRESTA Samarinda menurunkan anjing pelacak dari Polda Kalimantan Timur di lokasi penitipan balita yang meninggal tanpa kepala, AYG, di PAUD Jannatul Athfaal, Jalan A.W. Sjahranie Samarinda Ulu, Selasa 18 Februari 2020.* /ANTARA/

PIKIRAN RAKYAT- Polresta Samarinda menurunkan anjing pelacak dari Polda Kalimantan Timur di PAUD Jannatul Athfaal, Jalan A.W. Sjahranie Samarinda Ulu atau tempat penitipan balita yang meninggal tanpa kepala, pada Selasa 18 Februari 2020.

Sebelumnya, makam jenazah balita Ahmad Yusuf Ghazali yang berusia empat tahun, dilakukann pembongkaran pada hari Selasa 18 Februari 2020.

Pembongkaran makam tersebut dilakukan untuk keperluan autopsi, untuk memastikan penyebba kematian yusuf hingga saat ini masih simpang siur.

Baca Juga: Menguak Kematian Balita Tanpa Kepala, Polisi Bongkar Makam untuk Autopsi

Selain melakukan autopsi, pihak kepolisian juga melakukan pencarian dengan menurunkan anjing pelacak bernama Tappy.

Tappy, anjing jenis german shepherd diturunkan guna pastikan kematian AYG setelah pada hari yang sama jenazah balita tersebut diautopsi.

Briptu Kornelius yang merupakan pelatih Tappy, mengawalnya mulai bekerja dengan penjagaan Satreskrim Polresta Samarinda yang telah lebih dahulu mensterilkan area AYG terakhir dititipkan, pada Jumat 22 November 2019.

Baca Juga: Kementerian Koperasi Gaet Putri Tanjung untuk Dongkrak UMKM Indonesia

Tappy dibiarkan mengendus barang bukti sepatu yang digunakan terakhir oleh korban sebelum hilang.

Setelah mengenal bau dari target yang harus dicarinya, Tappy kemudian perlahan berjalan mengendus menyusuri arah yang membawanya ke luar lingkungan PAUD.

Tanpa diarahkan, Tappy terus mengendus ke arah parit sejauh kurang lebih 500 meter hingga keluar Jalan A.W. Syahranie.

Baca Juga: Menguak Kematian Balita Tanpa Kepala, Polisi Bongkar Makam untuk Autopsi

Polisi memastikan hal ini dengan melakukan adegan ini hingga dua kali. Kegiatan ini disaksikan Bambang Sulistyo (ayah AYG), tim kuasa hukumnya, serta pihak yayasan PAUD.

"Hasilnya sama. Anjing terus mengendus ke arah parit dan menyusurinya,"kata Kornelius seperti Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Kantor Berita Antara.

Dugaan kematian AYG menguat pada indikasi penculikan, setelah itu anjing terus mengendus ke arah parit dan menyusurinya.

Baca Juga: Kasus Stunting di Cirebon Menurun, Ternyata Pernikahan Dini Turut Jadi Sebab

Namun, pada kenyataannya, Tappy justru terus mengarah ke saluran air (drainase).

Untuk tingkat keakuratan penciuman Tappy, Kornelius meyakini pengendusan anjing peliharaannya ini sudah terbukti dalam beberapa kasus.

"Selalu akurat ketika kami menangani kasus pencurian hingga orang hilang," katanya menegaskan.

Hal yang mengejutkan, Tappy tidak sama sekali menjurus ke arah ruangan PAUD, tetapi terus ke arah luar bangunan tersebut.

Baca Juga: Penduduk akan Capai 60 Juta Jiwa pada 2045, Butuh Rencana Matang Siapkan Pangan

Ia menjelaskan bahwa sistem pelacakan yang dimiliki Tappy berdasarkan aktivitas terakhir dari orang yang dicarinya. Hal ini mengindikasikan kalau aktivitas terakhir AYG berada di bagian luar PAUD.

"Anjing mencium berdasarkan tolok ukur barang bukti," kata Kornelius.

Sementara itu, Wakasat Reskrim Polresta Samarinda AKP Muhammad Aldy Harjasatya mengatakan bahwa pelacakan ini dalam rangka memberi petunjuk untuk memastikan penyebab kematian balita malang tersebut.***

 
 

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x