Sementara Vaksin Convidecia, BPOM menyatakan vaksin ini merupakan vaksin yang dikembangkan oleh CanSino Biological Inc. dan Beijing Institute of Biotechnology juga dengan platform Non-Replicating Viral Vector, namun menggunakan vector Adenovirus (Ad5).
Adapun yang memproduksi vaksin ini adalah CanSino Biological Inc, China dan didaftarkan oleh PT Bio Farma sebagai pemegang izin penggunaan darurat sekaligus yang akan bertanggung jawab untuk penjaminan keamanan, khasiat, dan mutu vaksin ini di Indonesia.
Terkait keamanan, khasiat, dan tingkat mutunya, Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito menyatakan kedua jenis vaksin baru ini sudah melalui proses pengkajian yang intensif.
Proses pengkajian kedua jenis vaksin ini dibantu oleh para pakar di berbagai bidang, di antaranya farmakologi, imunologi, klinisi, apoteker, epidemiologi, virologi, dan biomedik.
Hasil dari pengkajian ini secara umum jika ditinjau dari sisi keamanan dapat menunjukan hasil yang baik.
Baca Juga: Di Tengah Gejolak Kekerasan, Pemerintah Bayangan Myanmar Serukan Rakyat untuk Melawan Militer
Adapun gejala yang dirasakan pasca imunisasi menunjukan reaksi yang ringan hingga sedang.
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) lokal yang biasa terjadi, di antaranya nyeri, kemerahan, dan pembengkakan.
Sementara itu gejala yang dirasakan pasca imunisasi sistemik yang umum terjadi adalah sakit kepala, rasa lelah, nyeri otot, mengantuk, mual, muntah, demam, dan diare.