Biofarma Produksi Alat Diagnosis Covid-19 Tanpa Harus Ribet Memasukkan Alat Panjang ke Hidung Lagi

- 5 September 2021, 07:00 WIB
Ilustrasi - Biofarma buat alat tes Covid-19 yang lebih praktis.
Ilustrasi - Biofarma buat alat tes Covid-19 yang lebih praktis. /Pixabay/Michael_Kretzschmar

PR CIREBON - PT Biofarma membuat inovasi baru dalam alat tes RT Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk memudahkan proses pengecekan Covid-19.

Hal ini baru dipublikasikan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia di laman resminya pada Jumat, 3 Agustus 2021.

Alat tes RT PCR yang diproduksi oleh PT Biofarma dibuat dengan metode kumur yang lebih efektif.

Baca Juga: Drama Korea Singkat Ini Cocok Ditonton Ketika Akhir Pekan, di Antaranya Dibintangi Song Kang dan Lee Dong Wook

Alat diagnosis Covid-19 tersebut dinamai BioSaliva oleh PT Biofarma dan diklaim lebih nyaman saat digunakan.

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman resmi Kemenkes, mereka telah memberikan izin edar untuk BioSaliva pada 1 April 2021 dengan Nomor KEMENKES RI AKD 10302120673.

alat tes RT PCR tersebut memiliki sensitivitas yang cukup tinggi hingga mencapai nilai 95 persen, sehingga alat tersebut dapat menjadi alternatif selain menggunakan PCR Kit.

Baca Juga: Dwayne Johnson dan Ryan Reynolds Dipermalukan oleh Gal Gadot dalam Teaser Terbaru Film Red Notice

Kemenkes menyebutkan media pembawa virus ini berfungsi untuk mendeteksi RNA Sars-CoV2 yang menjadi penyebab Covid-19 dengan metode RT PCR menggunakan sampel gargled saliva.

Bahkan, umur simpan BioSaliva dapat mencapai usia dua tahun lamanya. Sampel saliva juga dapat bertahan stabil di suhu ruang hingga 30 hari, suhu -20C, hingga suhu -80C.

Pada saat ini BioSaliva masih tengah melakukan uji post market di Kemenkes dan di tiga laboratorium.

Baca Juga: PBB Sebut Penguncian Wilayah Akibat Covid-19 Perbaiki Kualitas Udara dan Turunkan Polusi

Ketiga laboratorium yang tengah menguji BioSaliva, yakni Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; Laboratorium Biomedik Lanjut, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran; dan Laboratorium Mikrobiologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga.

Direktur pemasaran, Biofarma, dr. Sri Harsi Teteki, selalu mengupayakan yang terbaik untuk melakukan proses kemandirian dalam hal diagnosis Covid-19.

''Seperti kita ketahui banyak sekali produk yang masih impor, sehingga atas riset yang kita lakukan (melalui BioSaliva) mudah-mudahan bisa menjadi pilihan dari Kemenkes untuk regulasi ke depannya produk dalam negeri ini bisa diutamakan,'' katanya dalam pertemuan langsung antara Biofarma dan Kemenkes di gedung Biofarma, Bandung, Kamis 2 Agustus 2021.

Baca Juga: Aneh! Wanita Ini Mengaku Dirinya Tak Pernah Tidur Selama 40 Tahun, Benarkah?

Sementara itu Direktur Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Ir. Sodikin Sadek, M.Kes memberikan apresiasinya.

Sodikin menghargai kontribusi Biofarma yang telah memproduksi BioSaliva sehingga dapat menjadi alternatif dalam mendiagnosis Covid-19.

''Saya apresiasi hasil penelitian ini karena ini produk dalam negeri,'' kata Sodikin.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: Kemenkes


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah