Bahkan setelah stok tiba di Kupang tengah, vaksin masih perlu dipindahkan ke daerah terpencil, seringkali melintasi medan yang sulit atau antar pulau dengan kapal.
“Kita perlu berinteraksi dengan pemerintah pusat agar bisa membantu kita. Ini juga bukan hanya masalah NTT tetapi juga daerah terpencil lainnya seperti Papua dan Maluku,” ujar Jelamu.
Baca Juga: Sebut Ada Fanbase yang 'Terbagi Dua', Rizky Billar dan Lesti Kejora: Kita Keluarga
Pada 14 Juli, massa berkumpul di kota Kupang di luar politeknik berharap untuk menerima vaksin. Namun, hanya ada 250 vaksin yang tersedia dan lebih dari 500 orang telah mengantre sejak dini hari dengan harapan dapat mengamankan dosisnya.
“Antriannya sangat panjang dan semua orang mulai lapar dan lelah, jadi mereka mendobrak gerbang depan dengan frustrasi,” kata sang guru musik Viktorious Veni.
Dilaporkan Jelamu, banyak penduduk khawatir bahwa mereka tidak akan dapat melakukan perjalanan dengan mudah antar berbagai pulau atau melalui jalan darat jika mereka tidak divaksinasi.
Ketegangan juga tinggi ketika vaksin tidak tersedia sama sekali. Di daerah yang lebih terpencil di Nusa Tenggara Timur, situasinya bahkan lebih genting.
Di Desa Sainoni sekitar lima jam perjalanan dari Kupang, Maria Eta, 75 tahun, mengatakan bahwa dia masih menunggu vaksin, meskipun berada dalam kategori prioritas berisiko tinggi karena usianya.
“Mereka hanya memvaksinasi guru di sini saat ini karena tidak ada cukup vaksin,” katanya.