Fenomena melintasnya matahari di atas Kabar itu dikenal juga dengan sebutan Istiwa A'zam atau Rashdul Qiblah.
Merupakan waktu matahari di atas Kabah, di mana bayangan benda yang terkena sinar matahari menunjuk ke arah kiblat.
Baca Juga: 4 Zodiak yang Bersikap Kekanakan dan Kerap Buat Ulah, Aries Sosok yang Pemarah dan Tak Dewasa!
Menurut Agus Salim, momentum itu dapat digunakan umat Islam untuk memverifikasi kembali arah kiblat.
Cara untuk menyesuaikan kembali arah kiblat tersebut yakni dengan menyesuaikan arah kiblat dengan arah bayang-bayang benda pada saat fenomena tersebut terjadi.
Kemudian ada beberapa hal yang wajib diperhatikan dalam proses menyesuaikan kembali arah kiblat, dari memastikan benda yang dijadikan patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus atau pergunakan Lot/bandul.
Baca Juga: NCTzen Wajib Tahu! Taeil NCT Pecahkan Rekor Dunia 'Guinnes World Record' Ini
Kemudian permukaan dasar harus datar dan rata. Serta jam pengukuran perlu disesuaikan dengan BMKG, Telkom, atau RRI.
Sementara itu, dikutip dari lam Edukasi Sains Antariksa LAPAN, terdapat wilayah yang tidak dapat memanfaatkan fenomena Rashdul Qiblah tersebut.
Dari wilayah sebagian Provinsi Maluku, mulai dari Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram bagian Timur, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Kepulauan Kei, serta Kota Tual.