“Sementara banjir di Jakarta dalam satu hari sudah surut mereka serang habis-habisan Gubernur Anies Baswedan,” sambungnya.
Musni Umar menilai perbedaan perlakuan tersebut adalah karena publik saat ini sudah buta dan tuli juga bisu untuk menyuarakan kritik sesuai dengan kebenaran.
“Mereka sudah buta, tuli dan bisu untuk suarakan kebenaran,” ujar Musni Umar.
Menurut Musni Umar, hal tersebut terjadi karena adanya kebencian teologis terhadap Gubernur Anies Baswedan.
“Saya duga karena kebencian teologis,” pungkasnya.
Musni Umar berharap seharusnya polemik soal banjir dipandang sebagai suatu hal yang sama dan tidak ada perbedaan perlakuan hanya dengan melihat siapa Gubernurnya.