Mengenang 98 Tahun Sosok Fatmawati, Perjuangan Penjahit sang Saka Merah Putih

- 7 Februari 2021, 05:15 WIB
 Ibu Negara Fatmawati bersama dengan suaminya Presiden RI pertama Soekarno dan putra sulungnya, Guntur Soekarnoputra.*
Ibu Negara Fatmawati bersama dengan suaminya Presiden RI pertama Soekarno dan putra sulungnya, Guntur Soekarnoputra.* //Instagram @pdiperjuangan
PR CIREBON - Peristiwa Kemerdekaan Republik Indonesia memiliki hubungan erat dengan sosok Ibu Negara Pertama, Fatmawati.
 
Fatmawati lahir pada 5 Februari 1923 yang mana dari tangan lembutnya, bendara Merah Putih yang menjadi simbol negara Indonesia, tercipta.
 
Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari video yang diunggah pada akun Instagram @pdiperjuangan, 5 Februari 2021, tahun ini, Fatmawati memasuki usia ke 98 tahun.
 
 
Perempuan kelahiran Bengkulu, 5 Februari 1923 itu merupakan sosok di balik terciptanya bendara Merah Putih yang dikibarkan saat Upacara Proklamasi 1945.
 
Perjuangan yang sangat berat dalam memproklamasikan Indonesia merdeka itu juga turut dirasakan oleh istri Presiden pertama RI Soekarno tersebut.
 
Yang mana pada saat itu, Fatmawati sedang dalam kondisi tengah hamil tua dan sudah waktunya untuk melahirkan anak sulungnya.
 
 
Ibu negara Fatmawati tetap menyelesaikan tugasnya dalam membuat dan menjahit sang Saka Merah Putih.
 
"Berulang kali saya menumpahkan air mata di atas bendera yang sedang saya jahit itu. Menjelang kelahiran Guntur ketika usianya kandungan telah mencukupi bulannya.
 
"Saya paksakan diri untuk menjahit bendera Merah Putih. Saya jahit berangsur-angsur dengan menggunakan mesin jahit singer yang dijalankan dengan tangan saja.
 
 
"Sebab dokter melarang saya menggunakan kaki untuk menggerakan mesin jahit," kata Fatmawati dalam buku "Berkibarlah Benderaku, Tradisi Pengibaran Bendara Pusaka" (2003).
 
Ibu Negara Fatmawati mengaku bahwa menjadi istri seorang Presiden di zaman itu bukanlah sebuah perkara yang mudah.
 
Pasalnya, usai Indonesia menyatakan telah merdeka, tidak lama kemudian gelombang serangan kepada Indonesia kembali datang.
 
 
Pada saat itu, Belanda yang tengah diboncengi oleh tentara Sekutu berusaha untuk menancapkan kembali kakinya di atas tanah Bumi Pertiwi.
 
Lantar peristiwa tersebut membuat Ibu Negara Fatmawati harus rela berpindah-pindah tempat dan berpisah dari sang suami Presiden Soekarno untuk menghindari kejaran dari Belanda.
 
Namun, kemerdekaan Indonesia tidak akan lengkap jika tanpa Bendera sang Saka Merah Putih yang menjadi simbol kemerdekaan Indonesia yang telah dijahit oleh seorang perempuan bernama Fatmawati, Istri Ir. Soekarno yang ke-3.
 
 
Yang mana pada saat akan menjelang kemerdekaan Indonesia, Ibu Fatmawati sangat kesulitan untuk mendapatkan kain berwarna merah dan putih.
 
Kain berwarna merah dan putih itu pun didapatkan usai dibantu oleh tentara sekutu Jepang.
 
Dengan kondisi lemah dan hamil tua, ibu Negara Fatmawati tetap berusaha dan berjuang untuk menjahit Bendera sang Saka merah putih menggunakan mesin jahit tangan.
 
 
Fatmawati pada saat itu tidak di perbolehkan beraktivitas lebih oleh dokter sebab tengah hamil tua dan akan melahirkan putra sulungnya.
 
Tidak hanya menjahit sang saka merah putih saja, melainkan pada saat itu, Ibu Fatmawati kerap menjadi pembicara dalam acara kemerdekaan Indonesia. 
 
Terima kasih Ibu Fatmawati, Teladanmu pada negeri akan selalu menginspirasi.
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by DPP PDI Perjuangan (@pdiperjuangan)

***

Editor: Tyas Siti Gantina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x