Indonesia Kelebihan Pasokan Daya, Kementerian ESDM Jajaki Peluang Ekspor Listrik ke Singapura

- 20 Januari 2021, 11:12 WIB
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. /migas.esdm.go.id

PR CIREBON - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama pemerintah, saat ini tengah menjajaki peluang untuk mengekspor listrik ke negara Singapura menyusul adanya potensi kelebihan pasokan daya listrik di Indonesia.

Hal itu disampaikan Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam rapat kerja dengan komisi VII DPR RI di Jakarta, Selasa, 19 Januari 2021.

Menteri ESDM Arifin Tasrif menjelaskan di tengah pandemi Covid-19 yang menyebabkan turunnya konsumsi listrik juga membuat pasokan listrik di Indonesia kian bertambah.

Baca Juga: Donasikan Sebagian Gaji untuk Korban Bencana Alam Indonesia, Fraksi PKS Lampung: Kita Semua Prihatin

“Kita lihat potensi Singapura. Singapura perlu impor listrik. Ini kita jejaki, bisa tidak kita impor kelebihan listrik kita. Nanti kita sambung dari Jawa ke Sumatera, Riau, ke Singapura, atau kita masuk ke ASEAN (Power) Grid. Jadi dari Sumatera ke peninsula Malaysia. Ini sedang dalam proses penjajakan,” jelasnya, dikutip Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari ANTARA.

Menurut Arifin, untuk bisa memuluskan rencana tersebut, pemerintah akan mempercepat program interkonektivitas antarpulau.

Upaya tersebut juga akan memungkinkan pemerataan listrik, sehingga wilayah yang kelebihan listrik bisa menyalurkan ke daerah yang masih kekurangan.

Baca Juga: BMKG Peringati 9 Lokasi Berpotensi Gelombang Tinggi 1,25 hingga 2,5 Meter, Inilah Rinciannya

Selain menjajaki potensi ekspor listrik, ia mengatakan opsi lain yang tengah dikaji pemerintah dalam mengatasi masalah kelebihan pasokan listrik adalah dengan relokasi pembangkit eksisting.

“Relokasi eksisting pembangkit yang sudah tua, berusia di atas 20-25 tahun ada kemungkinan tidak untuk direlokasi ke tempat-tempat yang membutuhkan, antara lain tempat-tempat yang punya potensi industri smelter,” katanya.

Menurutnya, relokasi pembangkin eksisting ke wilayah dengan potensi industri smelter akan dapat mendukung daya saing produk hasil pemurnian mineral.

Baca Juga: Bertemu Calon Kapolri Komjen Pol Listyo Sigit, AHY: Saya Berharap ke Depan Polri Semakin Profesional

“Karena dengan batubara, cost (biaya) lebih murah. Industri kita akan lebih kompetitif,” ujarnya.

Di sisi lain, pemerintah juga akan terus mendorong pemakaian kendaraan dan kompor listrik sehingga konsumsi listrik diharapkan bisa semakin naik.

Arifin menambahkan selain karena menurunnya konsumsi listrik, potensi kelebihan listrik juga terjadi lantaran adanya mega proyek pembangkit listrik 35.000 MW (35 GW) serta tambahan 7.000 MW dari program sebelumnya.

Baca Juga: Prihatin dengan Kasus Mbak You, Adhie Massardi Mantan Jubir Gus Dur: Nasib Peramal...

Ia memperkirakan ada potensi kelebihan hingga 50 persen dari total reserve margin listrik yang ada. Reserve margin adalah persentase kapasitas terpasang tambahan atas permintaan puncak tahunan.

“(Kalau 35 GW selesai), over supply  cukup banyak, sekitar 40-60 persen. Jadi reserve margin kita bisa sampai 50 persen dari idealnya 30 persen. Ini memang harus bisa kita cari pemecahannya,” pungkas Arifin.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x