Fahri Hamzah Ikut Sentil Kerja Risma: Tolong Kerja Pakai Ilmu Konsep dan Data

- 6 Januari 2021, 18:20 WIB
Capture photo Fahri Hamzah (kiri) dan Tri Rismaharini (kanan)
Capture photo Fahri Hamzah (kiri) dan Tri Rismaharini (kanan) /Instagram/ @fahrihamzah dan @tri.rismaharini

PR CIREBON – Kinerja Tri Rismaharini selaku Menteri Sosial masih menjadi perhatian publik dari sejak pertama kali dilantik pada reshuffle kabinet beberapa waktu lalu.

Perempuan yang akrab disapa Risma itu terlihat amat senang blusukan disekitaran Jakarta dengan jabatannya sebagai Menteri Sosial.

Melihat gaya kerjanya tersebut yang seperti gaya kerja saat menjadi Wali Kota Surabaya, sejumlah tokoh banyak yang mengkritisi.

Baca Juga: Soal Pembunuhan Soleimani, Iran Dilaporkan Meminta Polisi Internasional  Tangkap Trump

Salah satunya, Fahri Hamzah, Ketua Umum Partai Gelora itu ikut bersuara dan menggaris bawahi agar Risma selaku Mensos dapat bekerja pakai ilmu, konsep dan data.

Fahri mengaku amat prihatin melihat kondisi kemiskinan di Indonesia yang semakin parah. Oleh karena itu Ia ikut bersuara agar Risma memulai perbaikan dengan data yang benar.

“Tadinya aku gak mau tulis tapi ya salah...kemiskinan itu bukan di jakarta tapi di daerah terpencil sana, itu rakyat bunuh diri, bunuh keluarga, ada ibu bunuh 3 anaknya karena melarat," ungkapnya.

Baca Juga: Indonesia Jadi Sorotan Media Asing, PP Kebiri Kimia Predator Anak Disebut Bersebrangan dengan HAM

"Tapi para penjilat dalam birokrasi ini jahat. Tega amat sih. Ayolah mulai dari data,” sambungya, seperti dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Twitter @Fahrihamzah.

Fahri meminta agar para staf Risma memberi tahu Risma bahwa menjadi Walikota itu berbeda dengan menjadi Menteri.

“Staf-nya bu Risma harus kasi tau beliau beda jadi walikota dan Menteri. Perbedaan tidak saja pada filosofi, skala, juga metode. Menteri Tidak dipilih tapi ditunjuk, kerja sektoral saja dan berlaku di seluruh negeri. Walikota dipilih, non sektoral tapi terbatas kota,” jelasnya.

Baca Juga: Soal Kepulangan Ba'asyir, Petugas Gabungan Siap Lakukan Pengamanan dan Pemantauan

Fahri juga memberikan cara kerja yang benar menurutnya sebagai pejabat di Pemerintahan pusat. Fahri menyentil bahwa kerja negara itu harus berupa konsep yang jelas kemudian dieksekusi secara nasional, bukan dengan gembor-gembor di media.

“Kalau ada data, analisa, keluar konsep, lapor presiden, hearing di @DPR_RI muncul kritik, muncul koreksi, publik nimbrung lalu bikin kesimpulan akhir, lalu eksekusi secara massif nasional melalui jalur2 struktural. Barulah masalah selesai. Itu kerja negara bukan kerja media,” ujarnya.

Menurut Fahri, masa krisis akibat pandemi ini akan panjang sehingga ketimpangan akan semakin nyata. Oleh karena itu Fahri meminta Risma agar bekerja memakai data yang benar agar mampu dirasakan diseluruh Indonesia.

Baca Juga: Soal Vaksin Covid-19: Target Distribusi Dosis hingga Tanggal Jokowi Vaksinasi

“Gini deh, Kalian sampaikan ke bu Mentri, krisis ini akan panjang. Karena ketimpangan, kemungkinan di daerah terpencil akan makin sulit. Tapi, orang desa gak ribut. Memang yg bahaya orang miskin kota, ada politik ada kelas menengah yg advokasi. Tapi kerja pakai data,” ujarnya.

Terakhir Fahri menggaris bawahi bahwa pada intinya, kerja itu harus dengan memakai ilmu, konsep dan data yang jelas. Fahri menyayangkan bahwa kinerja dinilai dari pencitraan.

“Kita doakan siapapun yg memberi hatinya kepada rakyat jadi pemimpin di negeri ini. Tapi tolong juga pakai ilmu. Kerja pakai konsep dan jangan tiba masa tiba akal, sibuk dianggap sukses dan citra dianggap kinerja. Situasi sulit, uang makin sedikit tolong jgn sia2kan waktu. Tks,” pungkas Fahri.

***

Editor: Tita Salsabila


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah