Network
PR CIREBON- Dewan Pakar PW ISNU Gorontalo Muhammad Makmun Rasyid mengajak para tokoh agama untuk tidak menyamakan wabah pandemi Covid-19 sebagai azab, karena tidak ada dalil yang menjadi rujukan bahwa Virus SARS-CoV-2 sebagai tentara dari Tuhan.
“Virus ini bukan siksaan, bukan azab,” kata Makmun dalam jumpa pers bertema “Agama dan Mitigasi Covid-19” yang dipantau di Jakarta, Kamis 10 Desember 2020.
Hadir dalam jumpa pers tersebut sejumlah tokoh lintas agama, yakni Maha Bhiksu Dutavira Mahasthavira (Ketua Dewan Sangha Walubi) dan Fransiskus Xaverius Mudji Sutrisno, SJ (rohaniawan Katolik).
Baca Juga: Refly Harun: Akhirnya Ditersangkakan Juga, Banyak Misteri dalam Kasus Habib Rizieq
Makmun mengatakan bahwa wabah Covid-19 harus ditanggulangi secara bersama dengan segala upaya untuk kemaslahatan bersama dengan menerapkan protokol kesehatan. Penerapan protokol kesehatan tersebut dapat menyelamatkan banyak orang sehingga peran tokoh agama agar dapat membimbing umat sehingga mampu melewati cobaan tersebut.
Menurut dia, pandemi agar dimaknai sebagai instrumen yang mengembalikan kesadaran bersama untuk saling menjaga.
“Ini tahap penyucian dalam diri kita, tazkiyatun nafs dan pengembalian kesadaran untuk menjaga bersama. Indonesia ini sajadah kita bersama,” katanya, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News.
Baca Juga: Siap Digelar 2021, Ajang Balapan MotoGP Mandalika Jadi Program Pariwisata Unggulan NTB
Makmun mengatakan pandemi Covid-19 menjadi momentum menguji iman seseorang. Saat wabah terjadi umat diminta untuk dapat bisa mementingkan kemaslahatan bersama.
Terlebih dalam Islam, kata dia, sangat dianjurkan agar tidak mengutamakan kepentingan ibadah diri sendiri ketika terjadi wabah, sehingga ada toleransi beribadah.
