Prihatin Enam Laskar FPI Ditembak Mati, Netty: Saya Minta Kasus Dibuka Secara Transparan

- 9 Desember 2020, 12:43 WIB
Netty Prasetyani Prihatin Enam Laskah FPI Ditembak Mati, Minta Kasus Dibuka Secara Transparan.*
Netty Prasetyani Prihatin Enam Laskah FPI Ditembak Mati, Minta Kasus Dibuka Secara Transparan.* /Dpr.go.id/


PR CIREBON – Terdapat 6 orang laskar Front Pembela Islam (FPI) tewas ditembak mati aparat kepolisian di jalan tol Jakarta-Cikampek saat mengawal Habib Rizieq Shihab (HRS).

Berdasarkan pernyataan yang dikeluarkan pihak FPI, saat itu HRS juga ditemani oleh keluarga dan cucunya yang masih balita.

Netty Prasetyani selaku anggota DPR yang juga Ketua DPP PKS mengaku prihatin dan menyesalkan kejadian penembakan tersebut.

Baca Juga: Apresiasi Langkah KPK Tangkap Mensos, Bonyamin Beberkan Kualitas dan Nominal Bansos yang Dikorupsi

“Aparat harus mengutamakan cara persuasif dalam penanganan setiap kejadian. Jika diukur sebagai ancaman, bukankah ada prosedur melumpuhkan tanpa harus menembak mati? Mereka toh tidak dalam pengejaran sebagai teroris. Ini masalah serius yang dapat merusak citra kepolisian,” kata Netty dalam keterangan medianya, Selasa, 8 Desember 2020.

Sebagai politisi yang mencermati isu perempuan, anak dan keluarga, Netty mempertanyakan bagaimana negara memberikan penjelasan kepada keluarga mereka.

“Berdasarkan info, mereka masih berusia 20-an, masih terbilang muda. Tentu mengenaskan bagi keluarga mereka untuk menerima kematian dengan cara seperti itu. Sebagai seorang Ibu, saya dapat membayangkan bagaimana perasaan Ibu atau keluarga mereka. Jadi, negara harus memberikan penjelasan yang transparan dan jujur kepada keluarga almarhum,” kata Netty.

Baca Juga: Apresiasi Langkah Komnas HAM Bentuk Tim Penyelidikan, Polri: Kami Akan Bantu Komnas HAM dengan Data

Kejadian penghadangan dan penembakan ini mengundang sorotan besar dari masyarakat dan pejabat publik. Beberapa pihak yang dibentuk agar dibentuk Tim Pencari Fakta Independen atas insiden tersebut.

“Saya meminta maaf agar kasus ini dibuka dan diakhiri dengan transparan. Ada banyak pertanyaan publik yang belum terjawab. Misalnya, kenapa kejadian ini berbarengan dengan matinya CCTV di sekitar lokasi? Apalagi di media sosial kejadian kejadian dengan versi berbeda,” tambah Netty.

Kemudian, pada poin terakhir Netty mengingatkan bahwa aparat kepolisian adalah pangayom masyarakat yang seharusnya melindungi dan memberikan rasa aman.

Baca Juga: Pemungutan dan Hitung Suara, Bawaslu Imbau Pengawas TPS Akses C7, Antisipasi Potensi Kecurangan

“Penembakan ini yang menggambarkan aksi kesewenangan dapat menimbulkan kesan menakutkan bagi masyarakat. Aparat yang harusnya jadi pengayom dan dekat dengan masyarakat justru menjadi momok, ” tandasnya.

Sebelumnya, petugas Polda Metro Jaya menembak enam orang  pengikut Rizieq Shihab lantaran melakukan penyerangan terhadap petugas yang sedang bertugas penyelidikan.

"Terhadap kelompok MRS yang melakukan penyerangan  kepada anggota dilakukan tindakan tegas dan meninggal dunia sebanyak enam orang," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran

Baca Juga: Soal Insiden FPI dan Polisi, MUI Keluarkan Taklimat untuk Tetap Saling Menahan Diri

Fadil mengatakan terdapat 10 orang yang melakukan penyerangan, namun setelah enam rekannya ambruk, empat orang sisanya melarikan diri.

Tidak ada korban jiwa maupun luka dari pihak kepolisian, hanya ada kerugian materi dari sebuah kendraaan rusak karena dipepet serta terkena tembakan dari kelompok yang melakukan penyerangan.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: PKS.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x