Terkait Gereja di Sulteng Dibakar OTK, Kapolda Baso Bantah: Hanya Rumah Pelayanan Umat

- 29 November 2020, 10:42 WIB
Kapolda Sulteng Irjen Pol Abdul Rakhman Baso / ANTARA
Kapolda Sulteng Irjen Pol Abdul Rakhman Baso / ANTARA /
PR CIREBON - Panasnya isu terorisme yang terjadi di Sulawesi Tengah membuat beredar kabar tentang adanya gereja yang dibakar dalam kejadian kekerasan di Kabupaten Sigi.
 
Menanggapi kabar tersebut, Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, Inspektur Jenderal Polisi Abdul Rakhman Baso, membantah berita tersebut.
 
“Saya ingin meluruskan bahwa di situ tidak ada gereja yang dibakar,” kata Baso, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News pada Minggu, 29 November 2020.
 
 
Baso mengatakan yang dibakar oleh pelaku orang tidak dikenal (OTK) hanya rumah yang dijadikan tempat pelayanan umat. 
 
“Di lokasi TKP ada 50 rumah transmigrasi setempat dan 50 rumah itu ada sembilan yang dihuni tetap kalau yang lainnya kembali,” katanya.
 
Baso menjelaskan dari sembilan rumah ini dihuni bukan hanya warga dari satu suku dan agama saja, namun terjalin toleransi yang sangat bagus di lokasi itu.
 
Ia mengatakan, pada 09.00 WIB Jumat, 27 November 2020, salah satu rumah didatangi sekitar delapan OTK, yang masuk lewat belakang mengambil beras kurang 40 kilogram.
 
 
“Setelah itu melakukan penganiayaan tanpa ada pernyataan apa pun, menggunakan senjata tajam tanpa perikemanusiaan mengakibatkan empat orang korban,” katanya.
 
“Setelah itu OTK membakar rumah sebanyak kurang lebih enam rumah dan saya sendiri sudah cek langsung ke TKP kemarin dan dari enam rumah ini empat yang terbakar habis dua hanya dapur bagian belakang itu pun bukan rumah inti rumah tambahan beratapkan alang-alang,” katanya.
 
Baso memastikan pelaku kekerasan menyebabkan korban jiwa di Kabupaten Sigi diduga dilakukan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso. 
 
“Dari keterangan saksi yang melihat langsung saat kejadian yang kita konfirmasi dengan foto-foto, DPO MIT Poso, ada kemiripan,” katanya.
 
 
Ia mengatakan saat ini situasi kondusif dan aparat keamanan sudah melakukan trauma heling kepada warga setempat untuk takut terkait kejadian itu.
 
Bahkan, kata dia, saat ini di lokasi telah ditempatkan sejumlah personel aparat keamanan.
 
Ia kembali menegaskan dari enam rumah yang dibakar itu tidak ada bangunan gereja yang dibakar atau terbakar, namun hanya rumah yang dijadikan tempat ibadah atau pelayanan umat.
 
Baso meminta masyarakat agar tidak terprovokasi, karena tujuan pelaku melakukan aksinya agar terjadi perpecahan kesatuan, khususnya menjelang Pilkada 2020.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x