PR CIREBON – Seperti dikabarkan sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menangkap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo bersama beberapa orang lainnya pada Rabu, 25 November 2020 dini hari.
Menteri Edhy bersama beberapa orang lainnya ditangkap di Bandara Soekarno Hatta Tangerang, Banten pada pukul 01.23 WIB setelah pulang perjalannya dari Amerika Serikat.
Penangkapan tersebut dipimpin oleh penyidik senior KPK, Novel Baswedan. Dia bersama dengan tim gabungan penyidik dan penyelidik menangkap Edhy Prabowo setelah penyelidikan yang dilakukan lebih dari dua bulan.
Baca Juga: Ratusan Paus Mati Setelah Terdampar di Kepulauan Chatham Selandia Baru
Terkait hal itu, pengamat politik dan mantan politisi Demokrat, Ferdinand Hutahaean, mengungkapkan dalam akun Twitter-nya @FerdinandHaean3, ucapan selamat pada KPK yang, menurutnya, telah berhasil menangkap sosok besar, yakni seorang menteri, dalam kasus korupsi yang ia sebut ecek-ecek.
“Saya ucapkan selamat kepada KPK yang berhasil menangkap sosok besar (menteri) dengan korupsi ecek-ecek suap benih lobster. Semoga KPK, bung Novel Baswedan juga memimpin timnya turun ke Pemprov DKI Jakarta memeriksa aliran uang fee E-Formula Rp560 Miliar yang raib merugikan negara. Ini korupsi!” ia menulis dalam akun Twitter-nya yang dilihat PikiranRakyat-Cirebon.com pada Rabu, 25 November 2020.
Saya politisi, mk sy lbh suka melihat penangkapan EP Menteri KKP yg org paling dekat @prabowo secara politik.
Novel Baswedan memimpin timnya fokus pd korupsi ecek2 suap tp diam ttg fee e formula ratusan milliar yg nyata2 raib tanpa hasil.
Siapa yg diuntungkan secara politik?— Ferdinand Hutahaean (@FerdinandHaean3) November 25, 2020
Ia mengatakan bahwa sebagai politisi, ia melihat penangkapan yang dipimpin Novel Baswedan tersebut difokuskan pada kasus kecil, alih-alih kasus ratusan miliar.
Baca Juga: Ashanty Menjawab Penangkapan Millen Cyrus: Lebih Awal dapat Teguran, Musibah Ini Lebih Baik
“Saya politisi, maka saya lebih suka melihat penangkapan Edhy Prabowo, Menteri KKP yang orang paling dekat Prabowo secara politik. Novel Baswedan memimpin timnya fokus pada korupsi ecek-ecek suap tapi diam tentang fee E-Formula ratusan miliar yang nyata-nyata raib tanpa hasil. Siapa yang diuntungkan secara politik?” tanyanya, menambahkan bahwa Prabowo adalah orang yang paling dirugikan dalam penangkapan Menteri KKP tersebut.
Ia juga menuturkan bahwa dirinya penasaran dengan barang bukti yang disita KPK.
Saya penasaran dengan barang bukti yang disita oleh KPK. Berapa banyak uang dan apa saja barang bukti yang disita. Suap izin ekspor benih lobster ini menurutku paling dikisaran 1-5 miliar dari 1 perusahaan. Bandingkan dengan fee E-Formula yang Rp560 miliar hilang begitu saja. Semoga Novel juga tangkap pelakunya,” tulis Ferdinand.
Baca Juga: Kemenag Akan Buat Naskah Khutbah Jumat, Diklaim Hanya Jadi Alternatif Bagi Tiap Masjid di Indonesia
Dia lalu meminta Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, untuk waspada.
“Melihat sisi politiknya, penangkapan yang dipimpin oleh Novel Baswedan ini, saya cuma mau bilang, mas Ganjar Pranowo, waspada mas! Yang tidak ada bisa ada, yang ada bisa tidak ada! Politik memang penuh siasat dan strategi!” ia menulis.***