Komentari Polemik HRS, Sekjen Partai Gelora Mahfuz Sidik Minta Parpol Tidak Memanfaatkan Polemik

- 23 November 2020, 11:41 WIB
Partai Gelora Indonesia. */facebook
Partai Gelora Indonesia. */facebook /


PR CIREBON - Adanya polemik dalam sebuah kegiatan yang telah dilakukan oleh Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab, membuat salah satu Parpol angkat bicara atas polemik tersebut.

Karena dengan adanya sebuah polemik ini dapat menjadi salah satu pemanfaatan yang akan dilakukan oleh sebuah Parpol.

Namun Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia meminta agar partai politik (Parpol), tidak memanfaatkan polemik yang di sebabkan karena sebuah kegiatan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS), yang sedang menjadi perhatian publik saat ini, dengan memancing situasi di air keruh demi kepentingan suara partainya.

Baca Juga: Kasus Djoko Tjandra Berlanjut, KPK Dalami Kemungkinan Keterlibatan Pihak Lain

Karena yang terjadi saat ini bukan memberikan solusi, malah dapat membuat situasi perpolitikan nasional semakin memanas ditengah upaya pemerintah mengatasi pandemi Covid-19.

Seharusnya Parpol dapat mendorong upaya ishlah, bukan sebaliknya memberikan ‘siraman bensin’ yang akan makin memanaskan situasi.

“Partai Gelora berpandangan agar partai politik jangan memancing di air keruh, memanfaatkan situasi untuk kepentingan suara partainya, karena sudah ada parpol yang membujuk HRS masuk partai. Itu bukan solusi yang ditawarkan tapi malah siraman bensin yang akan makin memanaskan situasi,” kata Mahfuz Sidik, Sekretaris Jenderal Partai Gelora Indonesia, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Gelora Indonesia.

Baca Juga: Gubernur Anies Sebut Perilaku 3M Warga Jakarta Cenderung Menurun, Hingga Sebabkan Peningkatan Kasus

Mahfuz Sidik mengatakan bahwa pembelahan masyarakat dan konflik politik sejak Pilpres 2014, Pilgub DKI 2017 dan Pilpres 2019 seperti belum berakhir hingga saat ini dan ada kesan sengaja dipelihara oleh pihak tertentu.

Terbukti, situasinya menjadi semakin memanas setelah kepulangan HRS ke tanah air dan digelarnya berbagai kegiatan oleh Imam Besar FPI itu.

“Partai Gelora berpendapat situasi ini harus segera diakhiri karena akan merugikan kepentingan nasional. Semua pihak harus berpikir jernih dan berhati dingin. Indonesia sedang hadapi krisis kesehatan dan resesi ekonomi yang belum tahu akan berakhir kapan,” katanya.

Baca Juga: Kasus Pelanggaran Prokes Petamburan Berlanjut, Wagub DKI akan Beri Klarifikasi ke Polda Metro Jaya

Partai Gelora berpandangan perlunya perdamaian sesegera mungkin dilakukan untuk mengakhiri segala perbedaan dan pertengkaran yang terjadi selama ini, sehingga tidak ada lagi perpecahan di masyarakat.

“perdamaian adalah solusi terbaik. Apapun pangkal soalnya, ishlah adalah tuntunan agama untuk menyelesaikan perbedaan dan pertengkaran. Seringkali saat para pihak sudah duduk dan makan bareng, banyak salah paham dan salah info bisa diselesaikan dengan baik,” katanya.

Mahfuz sendiri yakin HRS mengingatkan yang terjadi di masyarakat selama ini diakhiri dan bersama-sama membangun bangsa, yakni dengan membentuk partai politik sendiri yang bercirikan amar ma’ruf nahi munkar untuk menyuarakan aspirasi mereka.

Baca Juga: Diduga Terpapar Covid-19, Habib Rizieq Shihab Tak Terima Tamu dan Akan Jalani Swab Tes Mandiri

“Jadi, jika situasi pembelahan dan konflik ini sudah berakhir, saya kira HRS memahami betul posisi dan kekuatannya. Jangan-jangan para pendukung HRS punya aspirasi kuat untuk membentuk partai sendiri dengan ciri khas amar ma’ruf nahi munkarnya,” ujar Mahfuz.

Sementara Partai Gelora, lanjut Mahfuz, adalah partai baru menawarkan gagasan tentang memajukan Indonesia sebagai salah satu kekuatan dunia.

Gagasan ini tentu perlu menjadi gagasan kolektif sebanyak mungkin elemen masyarakat Indonesia, khususnya ummat Islam sebagai penduduk mayoritas.

Baca Juga: Aksi Pencopotan Baliho Habib Rizieq oleh Kodam Jaya Dinilai , DPR: Tidak Menyalahi Fungsi TNI

“Nah salah satu fundamen dasar berjalan dan terwujudnya gagasan tersebut adalah kuatnya ikatan persatuan nasional; baik sisi keumatan maupun kebangsaan. Pembelahan dan konflik antar dua sisi tersebut justru akan menutup peluang kemajuan dan bahkan jadi ancaman eksistensi NKRI.,” katanya

Karena sebagai parpol, Partai Gelora bukan saja memerlukan dukungan terhadap gagasan tersebut, melainkan juga Membutuhkan dukungan suara pada pemilu.

Namun, dukungan suara terhadap Partai Gelora lebih didasari pada penerimaan terhadap gagasan yang dapat memajukan Indonesia sebagai kekuatan dunia.

Baca Juga: Studi Baru Covid-19: Vitamin D Dapat Membantu Pasien yang Baru Pulih dari Infeksi Virus Corona

“Jadi bukan atas dasar afiliasi politik identitas ataupun politik primordial,” tegas Sekjen Partai Gelora Indonesia ini.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: Gelora Indonesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x