Pemerintah Sebut Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tercatat Jauh Lebih Baik di antara Negara G20

20 Oktober 2020, 18:10 WIB
Pertemuan Virtual G20: Saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat makin membaik bahkan jauh lebih baik dari 19 negara termasuk G20 atau Uni Eropa. //ANTARA//

PR CIREBON – Kondisi pertumbuhan ekonomi di Indonesia makin membaik dibandingkan pada awal pandemi Covid-19, pihak pemerintah menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 yang mengalami kontraksi 5,32 persen tercatat jauh lebih baik di antara 19 negara ekonomi utama di dunia ditambah Uni Eropa atau G20.

“Indonesia berada di peringkat ketiga di bawah Tiongkok dan Korea Selatan,” seperti dikutip dari Buku Laporan Tahunan 2020, Peringatan Setahun Jokowi-Ma’ruf: Bangkit untuk Indonesia Maju, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara.

Di dalam laporan tersebut juga menyebutkan bahwa meski Indonesia terdampak namun kontraksinya tercatat dangkal dibandingkan negara lainnya.

Baca Juga: Pasar Modal Indonesia Terdampak Covid-19, OJK: Kepercayaan Publik Masih Ada

Jika dibandingkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara, pencapaian pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal kedua juga masih lebih baik.

Negara-negara G20 yakni Argentina, Australia, Brazil, Kanada, Tiongkok, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris, dan Amerika Serikat serta satu organisasi antarpemerintah Uni Eropa.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam jumpa pers APBN edisi Oktober 2020 secara virtual memaparkan data pertumbuhan ekonomi sejumlah negara yng dikumpulkan dari Bloomberg per September 2020.

Baca Juga: Presiden Jokowi Terima Kedatangan PM Jepang, Jalan Sekitar Istana Bogor Disterilkan

Pada paparannya, Menkeu Sri Mulyani menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Jerman, Italia, Meksiko, Prancis, mengalami kontraksi di atas 11 persen, bahkan Inggris kontraksi 21 persen dan India kontraksi 23,9 persen.

Sementara itu, Tiongkok mencatat pertumbuhan positif 3,2 persen dan Korea Selatan kontraksi 2,9 persen.

Lebih lanjut dalam laporan itu juga disebutkan bahwa pandemi Covid-19 yang memukul perekonomian dunia termasuk berdampak kepada Indonesia membuat 3,5 juta pekerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) atau dirumahkan.

 Baca Juga: Hak Jawab KAMI Jabar Soal Sengaja Kumpulkan Logistik dalam Demo Omnibus Law

Selain itu, angka pengangguran naik menjadi 10,4 juta orang serta angka kemiskinan meningkat menjadi 26,42 juta orang terutama di perkotaan.

Pemerintah RI telah mengalokasikan anggaran Rp695,2 triliun untuk Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) yang mendorong defisit fiskal diperlebar menjadi 6,34 persen.

Total anggaran tersebut diarahkan untuk mengatasi dampak sosial dan ekonomi yakni untuk kesehatan, perlindungan sosial, dukungan UMKM, insentif usaha, pembiayaan korporasi, dan sektoral kementerian/lembaga dan pemda.

Baca Juga: Kemenkes Sebut BPOM-MUI-Kemenag akan Pastikan Keamanan Vaksin dari Segi Keselamatan dan Kehalalannya

Pemerintah Indonesia menilai kontraksi ekonomi bukan kartu mati karena akan terus digenjot pada alokasi PC-PEN itu sehingga terjadi perbaikan pada kuartal III 2020 yang akan diproyeksi kisaran negatif 2,9 – 1,0 persen.***

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler