Guncangan Gunung Slamet: Aktivitas Gempa Meningkat, Badan Geologi Minta Warga Waspada

11 Mei 2024, 13:29 WIB
ILUSTRASI GUNUNG SLAMET: Sebulan terakhir, aktivitas gempa di Gunung Slamet mengalami lonjakan signifikan, menciptakan kekhawatiran potensi ancaman bagi masyarakat. /ANTARA/HO-PVMBG

SABACIREBON - Puncak Gunung Slamet di Jawa Tengah tak hanya menawarkan panorama alam yang memesona, tapi juga menyimpan misteri di dalam perutnya.

Dalam sebulan terakhir, aktivitas gempa di Gunung Slamet telah mengalami lonjakan signifikan, menciptakan kekhawatiran akan potensi ancaman bagi masyarakat sekitar.

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatatkan kenaikan drastis dalam aktivitas gempa di Gunung Slamet.

Baca Juga: Gunung Semeru di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang Kembali Erupsi

Muhammad Wafid, Kepala Badan Geologi, menjelaskan bahwa jenis gempa yang dominan adalah gempa hembusan dan gempa tremor menerus.

Ini menandakan adanya pergerakan fluida di sekitar permukaan gunung, mengisyaratkan aktivitas yang tak bisa diabaikan.

Gunung Slamet, dengan ketinggian puncak mencapai 3.432 meter di atas permukaan laut, menjadi sorotan utama dalam pemantauan aktivitas vulkanik di Indonesia.

Baca Juga: BMKG Memastikan Efektivitas Pemantauan Tsunami Pasca Erupsi Gunung Ruang

Terletak di lima kabupaten di Jawa Tengah, gunung ini telah mengundang perhatian Badan Geologi sejak Oktober 2023 saat statusnya ditingkatkan menjadi waspada.

Data terbaru mencatat lonjakan signifikan dalam kegiatan gempa. Dari 1 hingga 10 Mei 2024, tercatat lebih dari 900 kali gempa hembusan, bersamaan dengan peningkatan jumlah gempa vulkanik dalam dan gempa tektonik jauh.

Pemantauan deformasi menggunakan teknologi terkini menunjukkan fluktuasi yang stabil namun mengkhawatirkan, dengan perubahan jarak relatif yang kecil namun konsisten.

Baca Juga: Karena Alasan Ini Gunung Ciremai Ditutup Sebulan untuk Aktivitas Pendakian

Tiltmeter yang ditempatkan di beberapa stasiun pemantauan memperlihatkan pola yang meningkat pada komponen Y (radial) pada periode tersebut, memicu peringatan dari Badan Geologi.

Wafid menekankan bahwa peningkatan tekanan di bawah tubuh Gunung Slamet bisa memicu gempa dangkal atau bahkan erupsi.

Ancaman bukan hanya sebatas erupsi, tapi juga meliputi kemungkinan lontaran material pijar yang berpotensi mengancam daerah sekitar.

Baca Juga: Seorang Pendaki Gunung Cikuray di Kabupaten Garut Tewas Tersambar Petir

Hujan abu juga menjadi ancaman nyata, terutama bagi area di sekitar kawah dan tergantung pada arah serta kecepatan angin.

Badan Geologi mengimbau agar masyarakat menjauhi radius dua kilometer dari puncak kawah Gunung Slamet.

Waspada terhadap potensi bahaya adalah kunci untuk keselamatan bersama di tengah meningkatnya aktivitas gunung yang megah namun tak terduga ini. ***

Editor: Fabian DZ

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler