Peringatan NASA Besok Harus Diwaspadai, Asteroid Serupa Erupsi Gunung Krakatau 1883 Lintasi Bumi

23 Juli 2020, 17:37 WIB
Ilustrasi asteroid. /Pixabay/TBIT

PR CIREBON - Belum lama ini, Organisasi Antariksa Amerika (NASA) memberikan peringatan penuh waspada untuk seluruh warga Bumi karena Jum'at, 24 Juli 2020 akan kedatangan Asteroid 2020 ND berdiameter 160 meter.

Namun rupanya, kedatangan Asteroid yang diduga akan lewat doang ini, ternyata ada potensi bahaya tersendiri.

Dalam detailnya, Asteroid 2020 ND diklasifikasikan sebagai Objek Dekat Bumi (Near-Earth Object/NEO) dengan Potensi Berbahaya Asteroid (Potentially Hazardous Asteroid/PHA).

Baca Juga: Beredar Kabar Anies Baswedan Pernah Berfoto dengan Tokoh Isis di Tahun 2009, Cek Faktanya

Lebih lanjut, NASA mencatat bahwa Asteroid 2020 ND pertama kali muncul pada 17 Juli 1945 dan sejak saat itu telah melewati Bumi sebanyak empat kali.

Hanya saja, kemunculan asteroid kali ini diduga akan berada di titik dekat Bumi dengan jarak 5.086.328 kilometer dan sedang melakukan perjalanan di kecepatan 48.000 kilometer per jam.

Seperti telah diberitakan Galamedia dengan judul "Awas Asteroid 2020 ND Besok Lewati Bumi, LAPAN: Jika Tabrak Bumi Dampaknya Bak Erupsi Krakatau 1883",  NASA sendiri telah sengaja menabrakkan pesawat ke salah satu asteroid untuk melancarkan misi menyelamatkan umat manusia dari benda luar angkasa raksasa seperti asteroid yang berpotensi menimbulkan bencana di bumi.

Baca Juga: Sebut Kejanggalan Komite Penanganan Covid-19, DPR: Saat 18 Lembaga Dibubarkan, Malah Bentuk Tim Baru

Misi itu diberi nama DART (Double Asteroid Redirection Test), tetapi baru akan secara resmi diluncurkan pada 2021 mendatang.

Namun demikian, sebelum memulai misi DART, NASA sudah mencoba menabrakkan pesawat mereka ke dua asteroid yang berukuran besar dan kecil pada Selasa, 23 Juni 2020 waktu setempat.

Dua asteroid ini disebut 'Didymos' berubah menjadi batuan bulan yang lebih kecil setelah ditabrak dan diberi nama Dimorphos dengan diameter 160 meter.
Asteroid ini disebut NASA menjadi target yang sempurna untuk uji DART karena orbitnya berada di sekitar Dydimos yang lebih besar (ukurannya 780 meter).

Baca Juga: Beredar Kabar Mendagri Sebut Jenazah Pasien Covid-19 Lebih Baik Dibakar, Simak Kebenarannya

Di sisi lain, Peneliti dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Rhorom Priyatikanto menyatakan Asteroid raksasa 2020 ND berdiameter 160 meter akan memberi dampak serius jika menabrak Bumi.

Tepatnya, dampak tabrakan asteroid itu setara dengan erupsi Gunung Krakatau tahun 1883 yang lalu.

Bahkan, dampak dari tabrakan asteroid itu bisa bersifat lokal hingga regional, tapi tidak sampai bersifat global.

Baca Juga: Bupati Jember Pertama yang Dimakzulkan DPRD, Nasdem Ungkap Kesalahan Fatal Faida terkait Kuota CPNS

Sedangkan bila jatuh di laut, asteroid sebesar itu bisa menimbulkan tsunami, tetapi saat di darat bisa menghamburkan batu, tanah, dan debu ke atmosfer.

"Kalau asteroid berukuran 160 meter menabrak Bumi, energi tabrakannya diperkirakan setara dengan 100 megaton TNT," ujar Rhorom seperti dilansir dari RRI pada Kamis, 23 Juli 2020.

Sementara itu, asteroid dikatakan bisa melintasi bumi karena masing-masing asteroid mempunyai lintasan yang amat dipengaruhi oleh gravitasi Matahari.

Baca Juga: KKB Papua Masih Berstatus WNI, Mendagri: Dibanding Bunuh Orang Ditumpas, Lebih Baik Bangun Negeri

"Gangguan gravitasi yang dipicu oleh planet-planet besar (Jupiter, Saturnus, Bumi) bisa membelokkan lintasan asteroid. Bisa berbelok menjauhi Bumi, bisa berbelok ke arah sebaliknya," pungkas Rhorom.(Dicky Aditya).***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Galamedia

Tags

Terkini

Terpopuler