Mendidik Rasa Empati Harus Dimulai Sejak Anak Usia Dini. Simak Tipsnya

8 Mei 2022, 15:13 WIB
Ilustrasi menumbuhkan rasa empat pada anak. /Kabar Banten/Humaeroh Alwan /

SABACIREBON – Karakter seorang anak tidak bisa dibiarkan tumbuh dengan sendirinya melainkan harus melalui serangkaian pendidikan dini sebelum mereka sulit untuk menerimanya.

Mendidik watak dan karakter atau jiwa seseorang  tentu bukan hal mudah. Mereka yang terlibat harus memahami secara akademik langkah baik seperti apa yang harus diberikan kepada sasaran pendidkannya.

Kesulitan mendidik karakter, seperti memahami arti empati tentu bukan hal sederhana, terlebih lagi jika yang menjadi sasaran adalah  anak-anak yang mungkin sesungguhnya belum memahami arti penting tentang empati itu apa.

Salah satu pola didik yang dinilai penting adalah soal Empati atau  kemampuan seseorang untuk dapat memahami perasaan orang lain.

Baca Juga: Ricky Kambuaya Sebut Lini Pertahanan Persib Dihuni Pemain Bagus

Empati juga sebenarnya merupakan suatu keterampilan yang memang harus dilatih sejak dini.

Di usia 8-9 tahun, anak umumnya baru memahami arti empati.

Namun pada usia 5 tahun juga, anak sudah dapat menyatakan perasaan tentang bagaimana dirinya ingin diperlakukan.

Dan juga sekaligus bagaimana sebaiknya ia memperlakukan orang lain.

Pada usia ini, ayah bunda bisa mulai mengajarkan anak untuk mengenali dan mengelola emosinya agar rasa empati dalam dirinya dapat dilatih dan terbentuk.

Baca Juga: Wahana Water Boom di Majalengka, Telan Korban Simak di Sini

Seperti dikutip portal berita nasional Kabarbanten.com dari video youtube Tanam Benih Foundation, berikut tips menumbuhkan rasa empati pada anak sejak usia dini:

1. Ajarkan anak mengenali emosi

Ayah bunda adalah orang pertama yang mempunyai tugas untuk membantu anak mengenali perasaannya.

Anak dapat memahami dan mengelola emosinya dengan baik saat ia mampu mengenali perasaannya.

Misalnya, ketika anak menangis karena tidak boleh main sepeda di saat terik panas, bunda bisa mengatakan, "Nasywa sayang, Bunda paham kamu sedih karena tidak bisa main sepeda, tetapi cuaca panas seperti ini bisa membuat kepala pusing”.

Baca Juga: Nikuba Alat Pengubah Air Jadi Bahan Bakar Buatan Warga Cirebon Dipasang di Motor Dinas Tentara, Terbukti!

Ayah bunda juga bisa melatih anak dengan cara mengajaknya bermain, sediakan berbagai stiker bergambar ekspresi emosi dasar seperti senang, sedih atau marah.

Minta anak untuk memilih salah satu stiker yang menggambarkan perasaannya saat itu, lalu minta ia untuk menceritakan alasan kenapa memilih stiker ekspresi tersebut.

2. Berikan contoh berempati

“Sayang, teman mu Rayna lupa bawa penghapus, boleh yah dipinjemin,” katakan pada si anak kalau menolong teman merupakan tindakan yang mulia.

Melatih emosi anak akan sulit jika ayah bunda tidak memberikan contoh empati yang tepat kepada anak.

Baca Juga: Untuk Mengurai Kemacetan: Menaker Minta Pengusaha Beri Kelonggaran Bagi Pekerja agar WFH

3. Penuhi kebutuhan emosional anak

Interaksi positif, menghargai perasaan akan membuat anak merasa nyaman, terlindungi dan merasa dicintai.

Hal tersebut bisa melatih anak agar lebih peka terhadap kebutuhan emosional orang lain.

4. Posisikan diri anak sebagai orang lain

Ayah bunda bisa melatih empati anak dengan cara mengajaknya untuk memposisikan dirinya sebagai orang lain.

Misalnya, saat anak mengambil buku cerita teman mainnya tanpa izin, tanyakan bagaimana perasaannya saat dirinya berada di posisi sebagai teman mainnya tersebut.

Ayah bunda juga bisa menggunakan cerita di film kartun atau buku cerita.
Pilih salah satu karakter, lalu posisikan si anak dalam karakter tersebut untuk mengetahui bagaimana respon dan reaksinya.

Tanyakan pada si anak bagaimana perasaannya apabila ia mengalami salah satu kejadian dalan film tersebut.

Baca Juga: Kemanjuan Pembangunan Kuningan Buka Peluang Hadirkan Investor dan Pelancong

5. Ajari anak sopan santun

Saat anak berusia 5 tahun, ayah bunda dapat melatih empati si anakdengan cara mengajarinya sopan santun.

Misalnya:

• Saat bertamu ke rumah orang lain, ajari anak untuk mengucapkan salam.

• Saat butuh bantuan, ajari anak untuk mengucapkan dengan kata “tolong”.

• Saat anak melakukan kesalahan, ajari anak untuk mengucapkan kata “maaf”.

• Saat anak diberi bantuan oleh temannya, ajari anak untuk mengucapkan kata “terima kasih”.

6. Libatkan anak dalam kegiatan amal

Baca Juga: Bermula dari Data; India dan WHO Berselisih Tentang Fakta Kematian Akibat Covid 19

Ayah bunda bisa juga melatih empati anak terlibat langsung dalam kegiatan amal.

Ketika ada seorang pemulung yang melintas di depan rumah, ajarkan anakuntuk memberi makanan atau sedekah.

Katakan pada si anak, memberi bantuan kepada orang lain dapat membuat orang lain bahagia.

8. Jadilah contoh yang baik bagi anak

Ayah bunda merupakan suri teladan bagi anak, tingkah laku ayah bunda menjadi contoh yang baik, termasuk dalam melatih empati anak.

Misalnya, ketika si anak merasa sedih karena kucing kesayangannya mati, berilah ia dukungan atau pelukan.

Baca Juga: Kontes Laga Domba Kabupaten Kuningan. Upaya Lestarikan Seni Tradisional.

Katakan padanya kalau selama ini si anak sudah berusaha merawat kucing dengan baik dan memperhatikan makanannya, tapi urusan nyawa itu kewenangan Tuhan.

Dari hal tersebut si anak bisa belajar cara memberikan suport pada seseorang yang  sedang bersedih.

Melatih empati anak diperlukan proses yang tidaklah singkat, karena butuh waktu bagi anak untuk memahami, meniru dan menerapkan hal tersebut.

Demikian tips menumbuhkan rasa empati pada anak sejak usia dini, semoga bermanfaat.***

Disclaimr: Berita ini tayang sebelumnya pada Kabar Banten.com dengan judul "Tips Menumbuhkan Rasa Empati pada Anak Sejak Usia Dini."

Editor: Otang Fharyana

Sumber: Kabarbanten.com

Tags

Terkini

Terpopuler